Membuat Gambar, Menyembuhkan Luka


Tentang perjalanan, menuju RUMAH.


Catatan merupakan alat bagiku untuk berkomunikasi. Namun kadang aku lupa, catatan bisa menjelma jadi doa yang kapan saja bisa terwujud.


Catatan Maret 2017, Maret 2019 terbukti. Perih. 

Dari catatan aku beralih ke foto-foto, aku amati baik-baik semua foto yang kemarin aku buat.

Langit biru, jingga mentari, rel kereta, rumah untuk pulang, KEMBALI KE DIRI. Begitu kesepian kah aku?

Aku menyadari aku bukanlah pribadi yang mudah berkomunikasi secara lisan. Apalagi harus bertatapan. Aku mendadak merasa takut seolah telah melakukan kesalahan dan siap untuk mendapatkan hukuman. 

Dari catatan itu, satu per satu gambar yang aku buat muncul. Gambar-gambar yang kamera terjemahkan, momen-momen yang mengingatkan bahwa ada hal-hal indah. Hidupku tak melulu tentang membuat kesalahan. Ada juga kenangan-kenangan indah. Lalu kenapa catatan dan gambarku sama-sama menyiratkan kesepian?

Learning is Life



Tulisan ini aku buat karena saat sedang scrooling IG, aku menemukan iklan buku Islamic Parenting karya Syaikh Jamal Abdurrahman yang aku beli di toko online seorang teman. Iklan yang membuatku memutuskan untuk berbagi pendapat dengan teman tersebut agar keresahanku tersalurkan.


😢 Astaghfirullah, jangan-jangan selama ini aku didik anakku seperti Binatang.Di bawahnya diberikan contoh seorang penemu konsep  ilmu  yang menggunakan anjing sebagai bahan percobaan.