Serba-Serbi Status Whatsapp tentang Komunikasi dalam Pernikahan





Aku pribadi masih meneliti tentang apa yang membuat pasangan atau dua orang bisa gagal berkomunikasi. Padahal boleh dibilang komunikasi adalah hal yang mudah dilakukan. Tinggal menyampaikan apa yang ingin orang lain pahami dari aku. Namun sejauh ini, ada tiga hal yang paling mendasar yang aku temukan. *bisa terus bertambah seiring berjalannya penelitian

"Hal paling penting dalam komunikasi adalah mendengarkan apa yang tidak dikatakan." (Peter F. Drucker)
1. Belum sadar sepenuhnya apa yang ingin disampaikan atau didapatkan saat berkomunikasi 

Ngobrol hanya digunakan sebagai ajang basa-basi bukan untuk menggali dan menemukan makna dari setiap kata yang keluar. Padahal jika dilakukan dengan sadar maka dalam setiap obrolan yang terjadi, kita bisa menemukan ide-ide bagus untuk ditulis atau mungkin jawaban dari pertanyaan yang sedang kita cari.

Nah ketika menikah, dua orang asing bersatu lalu berusaha mengeksplorasi sepanjang hidup, maka mau tidak mau harus belajar komunikasi produktif. Dimana dua orang membicarakan solusi dan menemukan yang terbaik agar sama-sama menerima solusi dengan baik serta benar.

Jika tidak segera sadar maka kehidupan pernikahan hanya akan diisi dengan pertengkaran juga percekcokan tiada akhir.

Apabila belum memiliki momongan maka sebaiknya mulailah membuka diri bersama pasangan agar bisa saling memahami dan mengisi baik itu kelemahan maupun kelebihan. Bila telah memiliki anak pasangan bisa jadi tim yang baik dan anak pun akan bisa mencontoh pola komunikasi produktif yang dipraktikkan kedua orangtua mereka.





Merasa sungkan atau malu saat membicarakan masalah keuangan. Padahal dalam berumah tangga semua pemasukan atau pengeluaran sebaiknya diketahui baik suami maupun istri. Hidup bersama tetapi tidak tahu satu sama lain lantas untuk apa?


Hal-hal yang tidak dikomunikasikan bisa jadi bom yang sewaktu-waktu meledak dan menghancurkan hubungan pernikahan. Sudah tidak perlu lagi gengsi karena toh sudah sehidup yang kalau bisa semati. Pemasukan dari suami, tiap rupiah yang dibelanjakan, dan juga recehan dalam tabungan sebaiknya sama-sama tahu. 


Suami tidak heran kalau istri cantik karena tahu uang dari amplop mana yang digunakan. Istri juga tidak merengut ketika suami pulang dari gym karena paham ada tunjangan dari kantor agar suami senantiasa sehat serta bugar.


2. Hanya fokus pada-kata bukan intonasi suara bahkan bahasa tubuh





Gagalnya komunikasi sering disebabkan karena kurang jelinya pasangan membaca bahasa tubuh. Mulut bilang, “Gak papa.” Terus muka berubah jadi lipatan baju yang belum disetrika, terus apakah gak papa itu kejujuran? Di sinilah kepekaan masing-masing pasangan diuji. Istri sama halnya dengan suami, perlu waktu yang pas agar pembicaraan bisa berjalan dengan terbuka. Oleh karena itu, saling memahami waktu ideal masing-masing untuk berkomunikasi adalah jalan keluar agar komunikasi menghasilkan solusi bukan petisi.

3. Hanya berusaha mendengar tanpa mau memastikan apakah yang kesimpulan dalam pikiran sudah sesuai

Setiap kepala memiliki isi yang bila berhubungan dengan orang lain biasanya cenderung menyimpulkan sesuai dengan milik sendiri. 

“Aku kira kamu suka makanan yang aku buat. Kamu tidak pernah komplain.”
“Ya kamunya aja yang gak pernah nanya pendapatku apakah aku suka apa gak.”

Perdebatan  setelah makan malam dengan sajian ikan goreng yang hampir gosong. Istri sengaja memancing pendapat suami dan suami makan dengan nikmat karena bersyukur istrinya bisa memasak untuknya. Tidak peduli dengan gosongnya ikan yang terpenting adalah semangat istri untuk menyajikan makanan di meja makan mereka. 

Tidak akan terjadi perdebatan jika suami memberitahu istri betapa dia bersyukur bukan hanya menampakkan lahapnya saja. Ya terkadang istri butuh penegasan dengan kata dan suami juga butuh ditanya.







Komunikasi juga berkembang sejalan dengan kemauan seseorang untuk bertumbuh. Apabila seseorang sadar posisinya sebagai istri lalu melihat suami dengan jelas baik itu kekurangan maupun kelebihan maka akan selalu menemukan solusi dari setiap tantangan yang muncul.

Selalu mengedepankan komunikasi dua arah meski situasi begitu buruk, penuh kemarahan juga teriakan.

                


   

"Siapapun suami atau istri kita, dia adalah yang sesuai dengan kita. Kita hanya perlu buka hati terus dan terus."

 (606)

Tidak ada komentar