Pernikahan bisa berakhir kapan saja dan sebabnya bisa apa saja, pernikahan memang lebih mudah diselenggarakan dan pastinya lebih menantang saat mempertahankan.
Tentu dalam era yang serba diukur dengan viral, kita harus siap mendapatkan nyinyiran ketika mengumbar romantisme di media sosial. Meskipun begitu, semua selalu bisa kembali lagi ke yang menjalani, ketika ungkapan di media sosial dimaksud untuk membangkitkan romantisme yang mati suri, kenapa harus peduli apa kata orang. Sulit memang tetapi bukan berarti tidak ada jalan. Menahan diri untuk tidak mengumbar sama sulitnya dengan berhenti membandingkan.
Dalam menjalani pernikahan, setiap pasangan memiliki cara berbeda untuk membangun romantisme. Kadang-kadang menjadi sulit ketika istri atau suami terlalu membanding-bandingkan dengan kehidupan pernikahan saudara atau teman.
"Selalu ingat Tuhan dalam setiap langkah saat membina rumah tangga maka jalan selalu terbuka."
Menikah melengkapi separuh agama. Mencintai karena Allah. Tuhan lagi, Tuhan selalu, kembali ke Tuhan.
Romantisme tidak melulu berurusan dengan ranjang, mesra bisa saja didapat saat pasangan sama-sama mendekatkan diri kepada Sang Pencipta agar selalu diberikan jalan untuk mengingat bahwa kehidupan di dunia ini fana. Akhirat sajalah yang akan menjadi akhirnya.
Godaan demi godaan datang silih berganti. Baik itu dari suami maupun istri. Perjuangan untuk terus bersama setelah badai terlewati.
Tinggal mengubah sudut pandang. Semua yang dijalani semata untuk meraih cinta Illahi.
Seseorang yang namanya tertulis di buku hijauku, yuk sehidup sesurga kaya romantisme buku Fahd
Awal dari kelekatan antara suami istri bisa jadi hanya dari hal-hal sepele yang tampak tidak menggoda. Walaupun demikian, perhatian tetaplah perhatian. Aksi nyata jauh lebih nikmat ketimbang bualan kata-kata.
Nasi goreng, mie instan plus telur, atau satu gelas susu hangat berdua sebagai pengantar tidur.
Tentu saja tidak perlu sesuatu yang mewah nan berharga selangit. Sekedar dapat perhatian penuh tanpa diduakan dengan ponsel saja sudah bahagia. Sebentar bisa ngobrol ketika anak-anak sibuk bermain juga membuat dada berbunga.
Tentu setiap orang punya recehnya masing-masing, hanya terkadang perlu diingatkan untuk bisa melihat dengan mata dan hati terbuka
Bila ternyata romantisme sudah dilengkapi dengan kehadiran anak-anak maka nikmati saja. Berikan pemandangan yang membuat anak-anak tahu apa itu cinta.
Nah ini, aku ambil pelajarannya dari cerita teman-teman yang mampir. Betapa saling memahami satu sama lain baik dari kekurangan maupun kelebihan.
Suatu malam yang cerah, aku ketemu teman. Kami ngobrol ngalor ngidul hingga pada satu titik dia memandang kosong sambil menahan sesak, "Andai aku tidak terlalu bangga pada pernikahanku yang baik-baik saja, pastilah hari ini kita akan double date ya."
Ada apa nih? Ternyata oh ternyata, suami temanku ini diambil oleh teman kerjanya. Si teman yang sudah dianggap adik sendiri ini jatuh cinta dengan suami karena setiap hari disuguhi betapa sempurnanya si suami itu. Begitu bertemu dia memutuskan untuk mengambil jalan pintas, menyerahkan banyak uang pada mbah dukun, dan mendapatkan cinta si suami.
"Ketika pacaran semua tampak baik-baik saja kenapa ketika menikah yang tampak kekurangannya terus."
Kita sering diingatkan untuk menghargai apa yang kita miliki, mau seburuk apapun itu. Kenapa? Karena mungkin saja apa yang buruk bagi kita ternyata itulah yang terbaik. Kita hanya belum sadar, belum bisa melihat dengan hati dan pikiran yang jernih.
"Suamimu walaupun sering keluar kota, kan kamunya diajak. Tahu dia ngapain aja. Lha aku, ikut gak dikasih uang belanja tambahan juga gak."
Jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita maka sebaiknya bicarakan dengan suami bukan mengumbar aib rumah tangga ke semua kolega. Bisa saja sampai ke telinga mantan yang masih sayang lalu dimanfaatkan untuk merebut kembali.
Bersyukur dan terus bersyukur. Tidak adalah manusia yang sempurna tetapi jika kita meminta pada Tuhan untuk selalu dibuka jalan keluar, semoga romantisme dan juga kemesraan akan menghiasi pernikahan kita.
(588)
Tidak ada komentar