"Dulu orang gak produktif itu karena malas bekerja.
Sekarang orang gak produktif karena terlalu banyak pekerjaan yang ingin diselesaikan." (Adjie Santosoputro a.k.a Adjie Silarus)
Mungkin di sinilah awal aku merasa hidupku begini-begini saja. Aku menginginkan terlalu banyak hal dalam satu waktu untuk diselesaikan. Ditambah lagi pengharapan-pengharapan yang ditambahkan tanpa menyadari seberapa kualitas diri.
Di era internet yang serba cepat, keinginan kita untuk meraih kecepatan menyelesaikan aktivitas meningkat. Balas WA, email, sambil masak. Lalu apresiasi berupa like, love, bahkan viral entah kenapa begitu menggoda.
Ya seperti diriku yang memiliki ekspektasi terlalu tinggi. Selalu berharap orang lain memberi apresiasi tinggi terhadap apa yang aku lakukan. Hasilnya lelah pikiran diikuti lelah fisik. Pekerjaan selesai? Ah tentu saja tidak, hanya menumpuk dan menumpuk. Tidak ada rasa gembira yang ada hanya kumpulan rasa sia-sia. Aku menyakiti diriku sendiri.
Waktu fokus aku seolah kembali seperti anak-anak yang hanya bisa betah menuntaskan main selama 3 sampai 5 menit. Setelah itu pikiran kita melayang-layang entah itu ke masa lalu atau masa depan. Cek WA, buka facebook, atau live di Instagram.
Ya seperti diriku yang memiliki ekspektasi terlalu tinggi. Selalu berharap orang lain memberi apresiasi tinggi terhadap apa yang aku lakukan. Hasilnya lelah pikiran diikuti lelah fisik. Pekerjaan selesai? Ah tentu saja tidak, hanya menumpuk dan menumpuk. Tidak ada rasa gembira yang ada hanya kumpulan rasa sia-sia. Aku menyakiti diriku sendiri.
Waktu fokus aku seolah kembali seperti anak-anak yang hanya bisa betah menuntaskan main selama 3 sampai 5 menit. Setelah itu pikiran kita melayang-layang entah itu ke masa lalu atau masa depan. Cek WA, buka facebook, atau live di Instagram.
![]() |
Kurangnya apresiasi pada diri sendiri menjadi alasan utama |
Multi tasking yang aku pikir bisa membuatku lebih baik ternyata tidak. Malahan membuat pekerjaan lebih banyak karena fokus yang kurang menjadikan pekerjaan tidak selesai dengan baik dan serba nanggung. Tidak produktif karena berujung pada tidak tuntasnya satu pekerjaan.
Maaf tiba-tiba ingat buku sampul buku itu. Sampul buku yang mengingatkan untuk aku kembali kepada diriku. Siapa aku? Di mana aku? Apa misiku?
"Done is better than perfect." Denny Santoso
Kemudian aku mulai mencari lagi masuk ke dalam diriku. Ah aku butuh terapi hening nih. Awalnya aku tidak terlalu ngeh kalau teman-teman bilang, "Cari di youtube aja!". Ya Sekarang aku ketagihan, sudah lama tidak melakukan komunikasi dengan diri sendiri. Langsung kepikiran mas Adjie Silarus.
Yeiiiy aku temukan. Dan aku sudah minta izin untuk merangkum, menambahi dari yang aku pelajari, dan tulis di blog.
vlog Produktif Bahagia Adjie Santosoputro bersama kitabisa.com
1.
https://m.youtube.com/watch?t=1810s&v=xw6jLKrkBYE
2.
https://m.youtube.com/watch?v=xkZxPDcoPKYDiawali dengan mengetahui apa itu produktif bagi diriku. Tentu saja kamu bisa menggambarkan dan menulis apa itu produktif menurutmu.
Produktif bagiku adalah bangun pagi, mandi, makan, dan menulis.
Lantas apa itu bahagia? Bahagia adalah rasa bermanfaat bagi diri sendiri.
Keras terhadap diri sendiri, lembut terhadap orang lain. Itu jawaban dari Mba Savira Fasilitator aku di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Soalnya aku sering dapat pertanyaan, "Semua balik ke diri sendiri terus artinya egois dong mba?" Bukan egois itu keras ke orang lain, lembut ke diri sendiri.
Keras terhadap diri sendiri, lembut terhadap orang lain. Itu jawaban dari Mba Savira Fasilitator aku di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Soalnya aku sering dapat pertanyaan, "Semua balik ke diri sendiri terus artinya egois dong mba?" Bukan egois itu keras ke orang lain, lembut ke diri sendiri.
Bagaimana proses selanjutnya?
1. Sadari dulu posisi kita saat ini
Siapa kita? Ibu yang bekerja di ranah domestik atau publik?
Siapa kita? Ibu dengan berapa anak atau masih calon ibu?
"Iya mba, kadang aku lupa kalau sudah punya anak. Pengennya ya mandi gak ada yang nangisin."
Yoyoy, sadar dulu ya! Kalau masuk akal ada interupsi anak saat kamu mandi. Ya kamu sudah punya anak. Justru kalau tidak ada interupsi, kamu harus bertanya-tanya. Jangan-jangan tepung satu kilo udah pindah dari plastik ke lantai. 😀
Kesadaran ini tidak mudah. Harus latihan terus dan terus. Nanti bila sudah terbiasa ada rasa rindu kalau sedikit saja kita kehilangan arah.
"Iya mba, kadang aku lupa kalau sudah punya anak. Pengennya ya mandi gak ada yang nangisin."
Yoyoy, sadar dulu ya! Kalau masuk akal ada interupsi anak saat kamu mandi. Ya kamu sudah punya anak. Justru kalau tidak ada interupsi, kamu harus bertanya-tanya. Jangan-jangan tepung satu kilo udah pindah dari plastik ke lantai. 😀
Kesadaran ini tidak mudah. Harus latihan terus dan terus. Nanti bila sudah terbiasa ada rasa rindu kalau sedikit saja kita kehilangan arah.
2. Tulis 3 aktivitas paling penting
Mandi
Makan
Menulis
Mandi
Makan
Menulis
Kok semua tentang diri sendiri? Aku ibu rumah tangga punya empat anak yang harus juga diurusi. Ketika kamu sudah selesai dengan dirimu sendiri maka akan dengan mudah beralih ke orang sekitarmu. Percaya deh. Hanya ibu bahagia yang bisa mengurus anak dan menjadikan anak bahagia.
Serius? Begini, contoh sederhananya adalah ketika kamu sebagai ibu empat anak bangun kesiangan karena memang belum punya jadwal tertulis yang rutin dan tidak ada persiapan tadi malam. Kamu belum sempat selesai dengan dirimu. Artinya kamu ngurus anak-anak dengan tergesa-gesa, belum mandi, dan lupa akan rasa lapar. Bubar semua. Gimana gak bubar? Satu tanya kaos kaki dimana, satu belum bangun juga, yang dua nangis rebutan mainan. Kamu yang belum mandi, gak sempat sarapan, dan belum sadar seutuhnya langsung dihadapkan dengan semua morning chaos, meledak!
Menulis tiga aktivitas yang paling penting bertujuan untuk melanjutkan kesadaran akan posisi kita. Oh besok aku ada acara sampai malam nih. Bagaimana caranya agar besok pagi dapat waktu berkualitas lebih lama dengan anak-anak? Semacam memasukkkan sugesti ke alam bawah sadar. Otak akan merespon rencana dengan membangunkan kita lebih pagi, selesai dengan kebutuhan kita, dan punya waktu lebih lama dengan anak. Kita bahagia, anak juga mengikuti.
3. Tulis tujuan yang paling tepat kenapa 3 aktivitas itu harus diselesaikan
Ah mengalir aja sih gak perlu ditulis. Ditulis itu biar ingat dan menjadikan tujuan semacam mantra yang kita masukkan ke alam bawah sadar.
Misal, kenapa sih harus mandi? Tujuan aku mandi adalah menyegarkan badan dan pikiran. Jika segar maka kita bisa menghadapi tantangan hari ini dengan lebih fokus.
Ah mengalir aja sih gak perlu ditulis. Ditulis itu biar ingat dan menjadikan tujuan semacam mantra yang kita masukkan ke alam bawah sadar.
Misal, kenapa sih harus mandi? Tujuan aku mandi adalah menyegarkan badan dan pikiran. Jika segar maka kita bisa menghadapi tantangan hari ini dengan lebih fokus.
4. Mulai langkah pertama
Ya setiap tujuan besar dimulai dengan langkah pertama. Mulai dengan langkah pertama yang ringan. Layaknya anak yang belajar jalan, kita juga harus mulai dengan merangkak, berdiri, melangkah dengan berpegangan galon atau tembok, setelah terjatuh dan bangun lagi, akhirnya bisa berjalan lancar tanpa berpegangan.
Ya setiap tujuan besar dimulai dengan langkah pertama. Mulai dengan langkah pertama yang ringan. Layaknya anak yang belajar jalan, kita juga harus mulai dengan merangkak, berdiri, melangkah dengan berpegangan galon atau tembok, setelah terjatuh dan bangun lagi, akhirnya bisa berjalan lancar tanpa berpegangan.
"Aku punya tujuan jalan kaki 1 jam setiap pagi. Aku memulai dengan hanya keluar teras setiap pagi. Menikmati indahnya pagi hari. Lalu setelah terbiasa, aku mulai menikmati pagi dengan memakai sepatu. Baru setelah itu jalan-jalan sebentar ke luar teras. Dan akhirnya dengan sadar mulai jalan ke luar rumah." Adjie Santosoputro
Semacam memecah rencana dari yang besar menjadi kecil-kecil. Kenapa? Biar tidak merasa susah dan lelahnya dulu.
5. Bertahan pada saat ini
Saat kita menyelesaikan aktivitas. Fokus. Dari 10 menit misalnya. Pastikan interupsi sudah terkendali. Satu tugas selesai baru ke tugas yang lain. Begitu terus hingga semua yang ada di daftar tugas harian selesai. Ingat multi tasking membuat konsentrasi terpecah yang artinya memakan waktu lebih lama.
Saat kita menyelesaikan aktivitas. Fokus. Dari 10 menit misalnya. Pastikan interupsi sudah terkendali. Satu tugas selesai baru ke tugas yang lain. Begitu terus hingga semua yang ada di daftar tugas harian selesai. Ingat multi tasking membuat konsentrasi terpecah yang artinya memakan waktu lebih lama.
6. Terima segala rasa yang ada
Akan ada rasa mendesak untuk melakukan kegiatan yang lain saat kita sudah fokus. Terima saja, atur napas, dan kembali ke tugas.
Bila ternyata mandeg maka sebaiknya mengambil jeda atau istirahat.
Akan ada rasa mendesak untuk melakukan kegiatan yang lain saat kita sudah fokus. Terima saja, atur napas, dan kembali ke tugas.
Bila ternyata mandeg maka sebaiknya mengambil jeda atau istirahat.
7. Terima setiap pikiran yang berkecamuk
Pikiran yang sering melintas bisa saja dari masa lalu atau masa depan. Ya diterima. Siapa sih orang yang gak baper kalau ngomongin masa lalu? Siapa pula yang gak penasaran kalau bahas masa depan? Namun kesadaran dan menerima akan membuat kita kembali pada masa kini.
Produktif bahagia semacam vaksin anti zombie bagiku. Hahaha...
"Jangan hanya hidup untuk bangun tidur dan tidur lagi."
Mulai selesai dengan diri sendiri lalu bisa beranjak mewujudkan mimpi yang lebih besar lagi. BERMANFAAT.
![]() |
Kebahagiaan recehku adalah ketika tulisanku bisa dijadikan status WA temanku. |
Terus bersyukur karena memiliki orangtua yang membentuk aku sedemikian tangguh hingga hari ini.
Terus bersyukur karena menikah dengan pria yang mau diajak diskusi dan sabar.
Terus bersyukur karena diamanahi dua anak laki-laki yang sangat mudah dibahagiakan dan tulus memaafkan.
Terus bersyukur karena diberikan lingkungan yang mendewasakan.
Terima kasih Tuhan.
Terima kasih Allah.
Terima kasih Yang Maha Besar dan Maha Penyayang.
Terus bersyukur karena diamanahi dua anak laki-laki yang sangat mudah dibahagiakan dan tulus memaafkan.
Terus bersyukur karena diberikan lingkungan yang mendewasakan.
Terima kasih Tuhan.
Terima kasih Allah.
Terima kasih Yang Maha Besar dan Maha Penyayang.
kayaknya aku kebanyakan mencoba menjadi superwoman dengan mengerjakan semua secara bersamaan
BalasHapuskadang sampai memaksa diri untuk menjadi sempurna
no excuse
no mistakes
shame on me in the end
merenungi kok aku ga ikhlas
merenungi ternyata i'm pushing myself too hard
Yups, awali dengan meminta maaf pada diri lalu berterima kasih dan jadi lebih sadar. Semangat mom 💪
Hapus