5 Percobaan Pengalihan Drama Potong Kuku




"Sakit gak bu?"
Pertanyaan pertama yang muncul ketika emak mendatangi si anak dengan potong kuku. Dalam bayangannya mungkin saja seperti seorang tukang ayam yang melayani pembeli lalu memotong habis bantalan dan lempengan kuku ayam hingga kutikulanya terus meneteskan darah.

Ihhh, serem.😲

Kenapa harus ada drama? Potong kuku saja kok ya? Berdasarkan pengalaman, ada saat dimana ibu terlalu bersemangat memotong kuku hingga melewati batas bebas yang bisa dipotong. Salah perhitungan sehingga melukai bantalan kuku yang ternyata masih jadi lanjutan kulit. Bantalan berwarna merah muda ini merupakan pendukung pertumbuhan kuku. Jika ikut terpotong otomatis kulit akan terluka dan berdarah karena merobek pembuluh di dalam kulit kuku. Rasa sakitnya bisa bertahan hingga tiga hari ke depan. Apalagi bila terkena air. Dari situlah drama berasal. Orang dewasa saja bisa berubah uring-uringan karena menahan perih, apalagi anak-anak.

Source:pinterest.com, edited by phalupiahero

Terus bagaimana dong ya? Kuku balita cepat panjang, kalau tidak segera dipotong bisa terjadi insiden cakar muka. Bangun-bangun ada aja sudut yang meninggalkan goresan. Ngeri juga kalau pas garuk-garuk kena mata atau hidung.

Drama bertambah rumit ketika si adik mencontoh kakak yang sudah berpengalaman merasakan sakit pada waktu potong kuku. Adik jadi sama ngototnya menolak potong kuku.

Nah, hal paling penting untuk diingat saat akan memotong kuku adalah potong di area bebas atau free edge, sisakan sedikit kuku! Apabila tidak menyisakan kuku biasanya bantalan kuku akan terluka. Luka yang menimbulkan drama.



Setelah memahami bagian yang boleh dan tidak boleh dipotong, ajak kakak untuk dipotong kukunya terlebih dahulu agar adik melihat tidak terjadi apa-apa. Yakinkan memang gak ada kesalahan dan kesakitan.

Lalu ada lima percobaan tambahan yang dapat dilakukan untuk pengalihan agar anak balita mau potong kuku. Tentu saja lima percobaan ini bisa berhasil atau gagal. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba.

5. Ajak foto dulu

Butuh pengalih perhatian yang memang sesuai dengan kesukaan anak. Anak-anakku dua-duanya sejak bayi sudah terekspos kamera ponsel jadi begitu emaknya mendekatkan ponsel sudah langsung bergaya.

Begitu dia sibuk dengan ponsel, kita bisa ambil tangannya dan mulai potong kukunya.




4. Sambil cerita

Bersyukur punya anak-anak hebat yang bisa diajak diskusi. Itulah yang sekarang sedang emak tanamkan di diri emak sendiri. Tidak melulu melihat kekurangan atau kesalahan anak melainkan menggali apa kelebihan dan kekuatan mereka.

Buku adalah surga dunia yang sedang emak coba untuk tularkan kepada anak-anak. Begitu ada indikasi tidak mau potong kuku padahal kuku sudah panjang dan menghitam, emak menawarkan buku yang lagi jadi kesukaan. Potong kuku sambil bercerita. 

AHA... Sepertinya butuh buku yang cerita tentang akibat tidak potong kuku. 😉




3. Saat tidur

Ini buat yang berontak kalau dipotong kukunya. Pastikan sudah tidur lelap dan tak terganggu atau bangun-bangun ketika dipotong kukunya. 




2. Bernyanyi bersama


Ibu wajib tahu lagu kebangsaan yang manjur kalau ingin mengalihkan perhatian anak-anak.

"Eh dek, mana burungnya?"
Setelah itu langsung nyanyi duet burung kakak tua. Anak nyanyi, ibunya lanjut potong kuku.





"Cicaknya tuh lihat-lihat!" 
Alihkan lagi jika anak tampak bosan mengulang lagu kesukaannya. Harus punya stok lagu yang banyak ya kalau memang anaknya suka nyanyi bareng.

1. Setelah mandi

Air membuat kuku menjadi lebih lunak. Itulah alasan utama memilih saat setelah mandi untuk potong kuku. Kuku yang mudah dipotong tentu meminimalisir luka. 

Setelah mandi juga membuat anak lebih segar dan dalam suasana hati yang baik. Inilah yang membuat anak jadi gampang dibujuk.


"Memotong kuku, mengajarkan anak bagian tubuh dan juga menjaga kebersihannya."
Bagi anak umur 12 hingga 24 bulan, kuku bisa jadi bagian favorit untuk digigit. Maka dengan memberi pengetahuan tentang fungsi kuku, anak jadi lebih peduli dan mau menjaga serta merawatnya. Berawal dari kebiasaan potong kuku. 

2 komentar

  1. Kalau motong kuku bayi emang drama banget, haha. Apalagi kalau dianya hyper aktif, beuh susah mau motong kalau gak pas tidur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul betul betul. Kita kudu punya 101 percobaan biar berhasil mba😉

      Hapus