Ibu, Mainanku Nyemplung Got

 
Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada Anda tapi apa yang Anda lakukan pada kejadian yang menimpa Anda -Aldous Huxley
Kamis siang setelah terburu-buru menjemput GianGaraGembul dari les robotics, kabar buruk datang dari guru mamas. Emak sudah membatin kok tumben banget pak guru nyamperin keluar pas emak lagi parkir motor.

"Ibu mainan Gian tadi nyemplung. Gak bisa diambil karena gotnya sempit. Tuh udah aku bilangin. Ibu gak marah."

Begitu penjelasan pak guru sampe pada titiknya, tangis mamas Gian malah tumpah ruah. Emak mengusap kepala sambil meminta mamas diam. Setelah tenang, emak minta mamas naik ke motor dan segera pulang sebelum terlalu panas. Itu pun mamas menyempatkan melihat got seolah masih berharap emak punya solusi untuk mengambil mobilan yang nyemplung. Gotnya sempit, sela-selanya gak bisa dimasukkan tangan. 

"Katanya ibu gak marah tadi, kok sekarang marah."
Reaksi ketakutan mamas saat emak bertanya kenapa mobilnya bisa jatuh.

"Ibu gak marah mamas, cuma nanya kenapa mobilnya bisa jatuh?" 
"Ya kan aku lagi main seluncuran. Mainnya di dalem tapi pas keluar ibu belum ada. Belum jemput."

Baiklah. Catet! Emak telat jemput jadinya mamas main di luar. 

Mainan itu baru dibeli, itu pun sebenarnya punya dedek Geni. Pengeluaran tak terduga karena dedek tarik kemasan kertas yang tergantung di rak display. Emak sedang konsentrasi mengambil uang tunai di ATM. Begitu berbalik kemasan sudah sobek dan tidak mungkin untuk digantung lagi. Akhirnya sebagai pelajaran tanggung jawab, dibelilah itu mobilan.

"Ibu, mobilnya buat aku aja ya. Dedek kan udah beli kacang."

Oke karena tidak ada mobil yang lain sementara dedek dialihkan dengan kacang. *ketahuan hobi ngemilnya 😂

Setelah mengantar mamas, emak beli satu lagi beda model berharap nanti ganti-gantian mainnya. 

Ternyata eh ternyata mobilnya masuk got. Begitu sampai di rumah, lihat adek Geni pegang mobil, laksana luka belum sembuh ditabur garam. Wes pokokmen ora karuan rasane.

Menghadapi anak tantrum adalah yang terberat selama 4 tahun jadi emak.


Nangis sambil guling-guling minta dibeliin mobil lagi. Emak yang berusaha bertahan akhirnya keceplosan juga.

"Udah, nangis aja terus. Nanti ibunya marah dipukulin deh."
"Gak mau dipukul ibu, sakit."
"Kepala ibu juga sakit dengerin mamas nangis."

Penjelasan berulang tentang bagaimana harus hati-hati menjaga mainan lalu harus sabar nunggu jatah beli mainan lagi. Malah membuat mamas semakin tak terkendali. Dia gak mau nunggu, terlalu lama kalau kumpulin uang lagi.

"Ayo ibu, nanti tokonya tutup. Buka lagi. Tutup lagi. Aku mau beli sekarang mobilnya. Ibu... ibu denger gak telinganya."

Fix. I shut my mouth up. Try to let my anger go. Away. Far away. Timeout for me.

Mamas menguap beberapa kali. Sempat melanjutkan nangis. Menunggu respon emak. Tidak ada respon ternyata. Naik ke kasur dan tiduran di samping dedek yang anteng ngenyot. 

Udah mulai pegangan baju, pelan-pelan emak ajak negosiasi.

"Mamas, boleh ya ibu pake uangnya buat beli baju piknik mamas."
"Emang mau piknik kemana bu?"

Terima kasih Tuhan, dia sudah mulai suka pergi-pergi 😉

"Tempatnya masih diomongin dulu sama ibu-ibu. Ibu apik sama ibu-ibu teman-teman mamas semua."
"Oh jadi belum tahu mau kemana tapi beli baju dulu. Nanti kalau udah tahu kita baru pergi.Bajunya beda?"
"Iya bajunya harus samaan sama temen-temen mamas."
"Ya udah, tapi nanti kalau udah ada uang lagi mamas beli hotwheel lagi ya?"
"Siap. Makasih ya mamas mau sabar menunggu."
"Iya udah mamas bobok dulu. Ngantuk!" pungkasnya sambil menutup mata.

Alhamdulillah ya Allah. Tantrum mamas udah reda.

Emak belajar bahwa ketika anak tantrum, emaklah yang sebaiknya mendapatkan timeout agar tidak kebablasan. Perlu dicatat lagi di buku emak kalau kehilangan pastilah tidak mudah. Tentu saja mamas ingin segera mengganti mobil yang nyemplung itu tetapi jika kali ini mamas bisa menghadapi walaupun dengan drama, esok pasti akan lebih mudah. Benar yang pertama selalu jadi yang tersulit. Namun semua pasti sebanding.

"Emang dipikirnya emak gak ikutan nyesel. Marah juga lah. Mobil baru beli, belum ada sehari, udah gak bisa buat mainan lagi. Kalau emak ngikutin emosi pasti mamas ujungnya tambah sakit. Mobil ilang, dipukulin juga."

Kehilangan itu berat tetapi menerima dengan ikhlas dan mengambil pelajarannya jauh lebih sulit.

Hari ini kita sama-sama belajar ya mas. Mamas belajar melepaskan dan menerima kehilangan. Emak belajar bagaimana cara komunikasi dengan mamas. Komunikasi dua arah. Mamas senang, emak menang. Menang bisa meredam emosi dan meyakinkan diri untuk lebih baik lagi.

Tidak ada komentar