Kerupuk: Setoples Kesabaran, Konsistensi, dan Kelezatan


Kerupuk jadi primadona di keluarga kami. Tak pernah lengkap rasanya menikmati makanan tanpa adanya kerupuk. Sensasi gurih, kriuk-kriuk, dan manis di akhir jadi nikmat yang sulit diabaikan.

"Kerupuknya mana?" pinta ayah jika belum ada toples yang nongkrong di tengah persiapan sarapan.

Memang tidaklah cepat menghadirkan pelengkap yang satu ini. Ada proses yang butuh kesabaran dan kosistensi guna mereguk kelezatan kerupuk. 

Sebelum digoreng, kerupuk perlu dijemur. Kenapa? Tinggal goreng aja selesai. Tanpa dijemur, kerupuk tidak akan mengembang sempurna. Itu artinya kita akan menikmati kerupuk yang alot. Mau? Salah-salah kita bisa punya anggaran tak terduga guna menemui dokter gigi.

Oke kita jemur, lalu?

Lanjut ke proses menggoreng. Kita harus menggunakan penggorengan yang bisa menampung minyak yang cukup banyak atau istilahnya deep fried. Macam mau menggoreng ayam renyah ala K*C. Tidak lupa pula membiarkan minyak sampai titik panasnya pas. Bagaimana caranya kita tahu? Masukkan sodet atau turner, jika sudah ada titik-titik seperti air di permukaan sutil maka minyak telah siap untuk menggoreng. 

Panas yang konsisten adalah elemen yang penting saat menggoreng. Gunakan api sedang karena api yang terlalu besar akan membuat kerupuk cepat gosong. Mau makan kerupuk pahit? Mending minum kopi kalau mau yang pahit mah.


untuk mengurangi kandungan minyak, dinginkan kerupuk dengan alas kertas
Kerupuk sudah matang, apakah sudah bisa disantap? Belum. Kita harus menunggu dingin. Ada trik juga agar kerupuk tidak cepat melempem. Kita harus meniriskan minyak dan membiarkan kerupuk dingin sebelum masuk ke toples.

Pastikan toples dalam keadaan kering ya. Toples juga harus bisa ditutup rapat.
Kriuknya memanjakan lidah
Peminat kerupuk belum tentu bisa menggoreng kerupuk. Ada yang malas, ada yang sudah mencoba tetapi gosong, dan ada pula yang tidak konsisten meniriskan minyak dan membuat kerupuk cepat melempem.

Tidak ada komentar