Menulis saat ini mulai membuat kepalaku berat. Ah karena aku akhirnya terlalu banyak berpikir lantas tidak ada satu kata pun yang keluar.
Lihat teman menang lomba blog, PENGEN!
Melirik blog teman berisi sponsored post, MUPENG!
Menyaksikan video teman yang menang kompetisi, KAPAN YA AKU BISA?
Apa yang salah denganku? Semua orang bilang aku punya bakat menulis dan juga keberuntungan. Lantas kenapa tidak ada satu pun yang bisa menghasilkan dari tulisanku?
SABAR! SABAR! SABAR!
Sabar membuatku menunggu. Menunggu membuatku tidak melakukan apa-apa. Duduk melamun dan membayangkan masa depan yang indah. Pada akhirnya aku tidak mendapatkan apa-apa.
"Mak, apa tujuanmu menulis? Apakah sudah kamu temukan?"
Pada awalnya aku sangat suka menulis. Aku menulis ya menulis saja. Tidak ada tujuan yang jelas. Lama kelamaan ide-ide yang muncul berlalu begitu saja karena aku pikir, "Itu bisa ditulis nanti atau besok atau mungkin lusa."
Kemudian ada yang bertanya, "Apa yang kamu inginkan setelah menulis?" Tentu saja perasaan lega karena apa yang aku pikirkan bisa tertuang dan aku baca lagi nanti. Semacam memori bahwa hal itu pernah terjadi.
Nah mungkin hanya sampai di situ saja. Kamu tidak perlu lagi susah payah membuat tujuan yang berkaitan dengan hadiah atau semacamnya lalu memikirkan strategi untuk mencapainya. Kenapa? Tujuan itu membuat kamu tertekan. Tidak ada bahagia yang tercipta. Lupakan!
Toh pada akhirnya kamu tahu bahwa tidak akan ada satu pun makhluk yang bisa memaksa. Memaksa kamu untuk terus menulis kecuali dirimu sendiri.
Bila sabar ternyata tidak membawamu kemana-mana maka mulailah berkenalan dengan tekun. Tekun mungkin saja bisa mengenalkanmu pada keasyikan menulis atau tujuan yang lebih jelas. Tujuan yang membuatmu bertumbuh dari seseorang yang lekas menyerah menjadi pribadi yang berkeras hati dalam mencapai tujuan.
Jadi apakah kamu siap menemukan gawang untuk membuat gol?
*Makasih buat Teh Langit Amaravati untuk inspirasi kalimatnya hari ini 🙏😁
SABAR! SABAR! SABAR!
Sabar membuatku menunggu. Menunggu membuatku tidak melakukan apa-apa. Duduk melamun dan membayangkan masa depan yang indah. Pada akhirnya aku tidak mendapatkan apa-apa.
"Mak, apa tujuanmu menulis? Apakah sudah kamu temukan?"
Pada awalnya aku sangat suka menulis. Aku menulis ya menulis saja. Tidak ada tujuan yang jelas. Lama kelamaan ide-ide yang muncul berlalu begitu saja karena aku pikir, "Itu bisa ditulis nanti atau besok atau mungkin lusa."
Kemudian ada yang bertanya, "Apa yang kamu inginkan setelah menulis?" Tentu saja perasaan lega karena apa yang aku pikirkan bisa tertuang dan aku baca lagi nanti. Semacam memori bahwa hal itu pernah terjadi.
Nah mungkin hanya sampai di situ saja. Kamu tidak perlu lagi susah payah membuat tujuan yang berkaitan dengan hadiah atau semacamnya lalu memikirkan strategi untuk mencapainya. Kenapa? Tujuan itu membuat kamu tertekan. Tidak ada bahagia yang tercipta. Lupakan!
Menulis saja untuk mengabadikan momen jika itu yang membuat kamu bahagia. Tidak perlu kesabaran. Lakukan karena itu memang yang kamu mau.
Bila menulis sudah menghasilkan tekanan dan membuat kamu tidak menikmati hidup maka berhenti. Tidak perlu menulis lagi.
Toh pada akhirnya kamu tahu bahwa tidak akan ada satu pun makhluk yang bisa memaksa. Memaksa kamu untuk terus menulis kecuali dirimu sendiri.
Bila sabar ternyata tidak membawamu kemana-mana maka mulailah berkenalan dengan tekun. Tekun mungkin saja bisa mengenalkanmu pada keasyikan menulis atau tujuan yang lebih jelas. Tujuan yang membuatmu bertumbuh dari seseorang yang lekas menyerah menjadi pribadi yang berkeras hati dalam mencapai tujuan.
Jadi apakah kamu siap menemukan gawang untuk membuat gol?
*Makasih buat Teh Langit Amaravati untuk inspirasi kalimatnya hari ini 🙏😁
Tidak ada komentar