[Komentar Apik] Stop Pikun di Usia Muda! Kamu sangat Berharga

Pintar bukan hanya saat mengingat tetapi juga ketika melupakan.
Penulis    :  Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S

Penerbit   :  Gramedia

Tahun      :   2014

Halaman  :  138


Ada yang tidak beres jika kamu mengingat yang seharusnya kamu lupakan dan malah melupakan yang harus kamu ingat. Pernahkah merasa seperti itu? Kalau iya kamu butuh buku ini sebagai sumber membuka pemikiran.

"Mah ini hari apa?"
"Pah kok aku lupa taruh kunci di mana ya."

Isyarat remeh yang kadang tidak kita perhatikan lebih detil. Ya lupa kan biasa. Padahal bisa saja itu gejala Demensia Alzheimer. Ah mak, kan masih muda masa iya pikun sih?
Coba deh dicek!
1. Apakah kamu sering menanyakan sesuatu secara berulang-ulang?
2. Emosi cenderung tidak stabil.
3. Berjalan-jalan atau aktif di malam hari.
4. Ada gangguan bahasa artinya susah merangkai kata yang pas atau melupakan kata apa yang hendak diucapkan.
5. Disorientasi tempat, waktu, dan juga orang. Lupa jalan pulang, pagi dikira siang, dan perlahan lupa siapa suami atau istri.

Sebaiknya tidak meremehkan "sering lupa". Apakah beban kerja terlalu berat sehingga depresi dan otak lelah lalu lupa ataukah itu awal dari Demensia Alzheimer? 

Buku ini secara lengkap menjelaskan bagaimana kita harus mencegah Demensia Alzheimer yang bisa menjadi badai perusak. Rumah tangga, hubungan dengan anak, dan juga keluarga besar.

Buku ini membuat kita tidak lagi menganggap lupa-lupa itu hal yang normal. Bukan hanya sekedar asumsi melainkan kita sebaiknya membuat janji dengan dokter spesialis syaraf agar semua menjadi jelas.

1. Stimulasi yang tepat agar otak berfungsi dengan baik

Membaca, berolahraga, dan meditasi bisa berdampak baik pada kesehatan baik fisik maupun jiwa seseorang. Semua stimulasi pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi stres dan bisa tidur nyenyak sehingga otak juga bisa berfungsi dengan baik. Tidur cukup ditambah olahraga maka akan menghambat kepikunan dini.

2. Kontrol berat badan dan hindari obesitas

Cinta mati sama gorengan? Ya kalau itu gorengan bisa dibawa mati sih gak masalah. Ketika kita tidak bisa mengontrol asupan ke dalam tubuh lantas divonis obesitas maka penyakit-penyakit seperti diabetes, serangan jantung, dan juga stroke adalah satu paket lengkap. Hanya tinggal menunggu waktu. Sangat mudah diprediksi kemana arahnya. Maka dari itu jika banyak impian yang belum terwujud, jagalah badan agar terhindar dari penyakit dan juga pikun dini.

3. Lakukan medical check up secara berkala

Sebaiknya tidak menunggu hingga pikun menyerang, itu artinya sudah terlambat. Ketika mulai merasa ada yang tidak beres atau memang sudah mengagendakan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan. Baik yang general check up atau spesifik seperti ke spesialis penyakit dalam atau saraf.

Mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Layaknya sedia payung sebelum hujan. Tahu lebih awal, pengobatan bisa lebih maksimal, dan kemungkinan sembuh jauh lebih besar.

4. Mendongeng

"... dengan membaca sambil bersuara dapat menstimulasi daerah permukaan otak depan (prefrontal)." -halaman 114

Unsur emosi yang masuk menjadikan otak bekerja dan menghambat timbulnya plak dalam otak yang artinya menghambat kepikunan. Maka tidak ada salahnya mendekatkan cucu-cucu ke kakek dan nenek.

5. Semua keputusan ada di tangan kita

Bagaimana kita akan menghabiskan masa tua? Berbahagia bersama keluarga atau malah menjadi beban mereka.

Pikun bukan hanya masalah melupakan sesuatu tetapi juga tuduhan-tuduhan tidak masuk akal ketika meletakkan uang di bawah bantal lalu menyangka anak kita yang mengambil. Perlahan semua ingatan memudar, tidak tahu bagaimana memakai baju dan juga lupa jalan ke rumah sendiri.

Kita diajak memilih dan semua keputusan ada di tangan kita. Bukan orang lain. Bijaklah memilih dan semoga pilihan kita adalah yang terbaik. Hidup sehat dan perlambat pikun!

Tidak ada komentar