Suamiku, Aku Bahagia Kau adalah Jodohku


Ramadan kemarin, aku sakit. Kamu dengan sigap membantu. Tidak pernah protes kalau makanan buat buka hasil beli bukan masak sendiri. 
"Nanti juga ada masanya kamu masak."
Aku adalah istri yang gak konsisten masak dan aku bahagia karena punya suami yang pengertian. Gak menuntut harus ini harus itu.

Sakit juga membuatmu romantis. Hahaha... 
"Daripada ke kantor tapi pikirannya di rumah."
Istri sakit khawatirnya dobel ya pak, ngangkat badan sendiri aja susah gimana mau urus anak 😅
Setelah kelahiran Geni memang si istri tuh mudah sekali tepar. Ya elah mak, baru dua anaknya. Katanya mau empat. Dan suamiku memahami saat si istri galau masalah jumlah anak. Kadang dua aja, berubah jadi tiga, atau daripada nanggung ya empat sekalian.

               

Satu tahun kemarin, kita berdua fokus ke Geni dan juga aku yang sakit-sakitan. Semoga tahun ini kita bisa fokus ke pertumbuhan pernikahan kita dan juga pendidikan anak-anak. 
Bagaimana kita berdua berproses jadi orangtua?
Apa yang akan kita berdua persiapkan untuk jadi lebih baik bagi satu sama lain?
Tahun ini akan jadi tahun ke 6 pernikahan kita. Komunikasi semoga semakin terjalin. Gak sama-sama sibuk pegang hp. 


6 Tahun. 2 anak laki-laki. Pekerjaan yang bisa sabtu minggu libur. Alhamdulillah ada pekerjaan sampingan. Istri ibu rumah tangga penuh. Pulang kampung bisa 3 kali setahun. Bisa ngontrak rumah yang lumayan luas.

Lega karena kamu adalah jodohku. Pria dengan gigi berantakan yang bukan tipeku. Laki-laki yang dengan pede tingkat dewa mengajakku selingkuh. Suami yang dengan tekad kuat memberiku jalan untuk menjadi ibu rumah tangga penuh. 
Bahagia akhirnya setelah semua badai ada pelangi yang bisa kita rengkuh bersama.

Tidak ada komentar