[Maraton Review Novel Indah Hanaco] To Be With You, Cinta Datang Tahu Waktunya

Ke urutan 30 dulu ya biar yang baru-baru dipromoin.
To Be with You

Penulis    :  Indah Hanaco

Penerbit   :  Elex Media Komputindo

Tahun      :   2016

Halaman  :  397

"...Gonta-ganti pacar tidak membuatmu menjadi orang yang tahu apa artinya bahagia,"
Maxim Fordel Arsjad untuk Declan Eugene Arsjad.


To Be with You mengajarkan tentang keluarga.

Aurora, Darien, Maxim, Declan. Klan Arsjad. Di bab awal dibahas tentang bagaimana Declan merindukan keluarganya. Karena pekerjaannya sebagai aktivis membuat dia tidak bisa selalu ada di tengah-tengah keluarga.

"Kalau deket bau bangke, kalau jauh bau parfum."

Hahaha itu ibuku kalau lagi ingetin aku. Aku dua bersaudara kalau jauh kan kangen gak lihat tiap hari sih. Lha kalau tiap hari lihat kan ada aja salahnya. Begitulah dinamika persaudaraan.

Saling bahu membahu, tolong menolong, dan jadi tempat untuk pulang.

Declan menghirup udara dengan rasa nyaman yang sudah lama absen dalam hidupnya. Beginilah rasanya berada dalam kepompong hangat bernama keluarga. Kepulangannya tanpa memberi tahu siapa pun berhasil membuat semua orang kaget. Declan tidak bisa melupakan tatapan ibunya yang berbicara banyak. Atau pelukan Aurora dan Maxim. (halaman 37)

To Be with You memberi contoh bagaimana cinta itu tentang memahami dan menerima cinta itu sendiri.

Bagaimana dengan pecintaan Declan? Maxim si tengah selalu saja menuduh Declan seorang playboy. Padahal dia bukanlah pria seperti yang dituduhkan Maxim.

"Max, dengar ya! Kalau belum menemukan orang yang cocok, sebaiknya seorang manusia merdeka memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin. Hingga bertemu pasangan yang pas. Jadi, tidak perlu berlama-lama patah hati. Memacari lebih dari satu cewek dalam waktu bersamaan, itu baru bahaya. Tapi kalau sudah selesai dengan yang satu dan menjajaki peluang baru dengan pasangan yang berbeda, itu tidak dilarang," urai Declan panjang. (halaman 38)

Declan kembali ke Jakarta untuk mengejar Ruth, cinta lama belum kelar. Lalu patah hati. Mengobati patah hati, dia mengajak Ludmilla Farani yang baru ditemuinya beberapa menit.

Ludmilla Farani punya cerita patah hati yang parah. Aku gregetan dibuatnya. Biasanya cewek gagal menjadi wanita tangguh karena dibutakan emosinya sendiri. Gagal berpikir logis dan hanya berpikir untuk mewujudkan keinginanya. Emosi dan asumsinya saja. Ludmilla disakiti Hardy, cowok oedipus complex. Anggap saja aku terlalu sebal sampai menyebut Hardy seperti itu. Dan dengan bodohnya Ludmilla masih berharap Hardy kembali padanya. Ya kalau ketemu langsung dengan Ludmilla pasti kujitak dia biar sadar.

"Kita ini dua orang yang tersiksa karena cinta, ya? Kamu setuju tidak kalau aku bilang cinta itu sering kali bikin kita kesal, Mil?" (halaman 110)

Dari situlah akhirnya rasa itu berawal. Dari 'rencana' Declan yang akhirnya membuat mereka berdua dekat dan mulai menyesap aroma cinta yang datang layaknya jaelangkung.

Kedua alis Milla yang bertaut itu pun tidak luput dari perhatian Declan. "Kamu sedang kencan dengan Ruth dan malah datang karena mengira aku mengalami luka bakar parah? Perhatian yang menghangatkan hati." (halaman 286)

To Be with You novel untuk kamu yang suka menasehati, "Cinta punya ujiannya sendiri. Ujian untuk menguji si pemilik rasa. Apakah akan bertahan atau melepaskan?"

Aku sering salah karena asumsi sendiri. Mengira kalau cinta itu tentang memberi. Terus ada seorang laki-laki yang bukan tipeku malah membuatku merasa nyaman. Dia bilang cinta itu tentang saling. Bukan hanya memberi tetapi juga menerima. Bukan hanya bahagia tetapi juga duka. Dan bukan hanya kekurangan tetapi juga kelebihan.

Tinggal kita yang memutuskan apakah akan bertahan atau melepaskan? Jangan pernah terpaku dengan asumsi. Bisa jadi itu salah dan membuatmu memilih jalan yang salah. Meskipun dengan berbuat salah kita bisa tahu mana jalan yang benar. Namun jika kita bisa cepat dapat kebahagiaan dengan melepaskan semua asumsi, kenapa harus berlama-lama?

Tidak ada komentar