Kamu Orang Baru? Ini 5 Langkah agar Hidupmu Damai


menggunjing adalah fenomena lazim di sekitar kita  (pixabay.com)
Kata Sonny Tulung:"Orang Indonesia harus belajar lebih tentang public speaking. Mengemukakan apa yang sedang dirasakan. Bukan malah ngomongin di belakang. Menggunjing yang sama sekali tidak bermanfaat."
Setelah hampir tiga tahun merantau ke Jakarta, tinggal di kontrakan dan menjadi ibu rumah tangga penuh. Aku katakan padamu, jika kau masih punya pekerjaan maka pertahankan! Pertahankan walaupun itu membuatmu bosan setengah mati.

Kenapa? Kenapa begini? Kenapa begitu?

Sebelum menjadi ibu rumah tangga penuh, aku bekerja. Selama bekerja aku membayangkan betapa menyenangkan dan bahagianya menjadi ibu rumah tangga. Bangun pagi, menjalani hari yang penuh warna, dan tidak perlu cari muka demi jabatan yang lebih baik. Begitu indah layaknya melihat pelangi selepas hujan.

Setelah menjalani, aku seperti tertabrak mobil, Mobil itu menabrak begitu pas di kepalaku. Hancur lah berkeping-keping semua bayangan itu.

Untuk sementara lupakan bagian mengurus anak-anak dan semua kerempongan apalagi dramanya. Fokus lah ke bagian bertetangga, di kontrakan yang hampir mirip perumahan eksklusif berisi 20 orang. Ada ibu rumah tangga penuh seperti aku, ada ibu-ibu bekerja dan menitipkan anak, dan ada juga ibu-ibu bekerja yang belum dikaruniai anak.

Ampuuun. Dinamika bertetangga ini mirip naik rollercoaster. Siap mental, siap untuk muntah dan yang paling utama siap kena serangan jantung.

Bilang aku lebay. Emang. Aku salah menyikapi lingkungan baruku. Langsung larut dengan kebiasaan membicarakan keburukan dan kesalahan orang lain di belakangnya. Tentu itu bukan hal yang bijak.

Kesalahan itu aku bayar dengan mahal. Aku malah terlibat dengan persaingan yang tidak sehat. Persaingan yang sebenarnya tidak perlu aku ikuti. Aku punya standarku sendiri, standarku tentu tidak bisa disamakan dengan orang lain.

Beberapa hal yang perlu diketahui, aku catat di sini agar aku bisa belajar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama saat pindah kontrakan lagi. Namanya juga kontraktor ya harus siap dengan lingkungan baru.

1. Bila kau orang baru, dengarkan dan pelajari!

Jangan jadi tetangga baru yang songong dengan SKSD. SKSD ya bukan SNSD #eh. Ya sok kenal sok dekat. Tutup mulutmu dan pasang telingamu. Ini lebih baik daripada sok tahu. 

Ketika kita sudah mulai bisa meraba medan perang seperti apa yang akan kita hadapi barulah kita buat rencana.

2. Berusahalah tidak menimpali saat tetangga bercerita tentang tetanggamu yang lain.

Sebagai orang baru, mereka juga sedang menilai. Ya menilai diri kita. Orang macam apa tetangga baru kita.

Kamu tentu tidak mau dicap sebagai penggosip hanya karena berbaik hati menimpali cerita mereka. Tahan mulutmu karena mulutmu bisa jadi harimaumu suatu saat nanti. Who knows?

3. Ketika tetangga menasihati tentang susu formula apa yang harus anakmu, obat batuk pilek apa yang yang harus dibeli, tolong balaslah dengan senyuman.

Tidak perlu nyolot dan langsung menjelaskan panjang lebar bahwa susu formula itu tidak seharusnya diberikan pada bayi. Tidak perlu menggebu-gebu membantah bahwa batuk pilek akan sembuh sendiri bila anakmu cukup istirahat. 

Senyum akan menyelamatkan kau dari debat kusir yang tak berkesudahan. Percayalah, tidak ada gunanya. Kau hanya akan kehabisan tenaga dan berakhir dengan kepala migrain.

4. Ketika kau mulai dekat dengan tetangga-tetanggamu, belajarlah ilmu komunikasi.

Ya, berkomunikasi dengan baik dan benar. Bukan bergunjing saat kau tidak punya kecocokan cara berpikir dengan salah satu dari mereka. Bicarakan dengan kepala dingin dan waktu yang pas jika memang ada hal yang begitu mengganjal pikiranmu.

Membicarakan tetangga yang bermasalah denganmu di belakangnya, tidak ada gunanya. Selain menambah dosa, kau malah tambah terlihat jelek. Jelek karena tidak menyelesaikan langsung masalahmu dengan yang bersangkutan malah memperumit masalah. Rumit karena mungkin tetangga yang kau curhati tipe pengadu domba. Tamat lah riwayatmu.

5. Muliakanlah tetanggamu maka kau akan mendapati surga di dunia.

Bagi para perantau yang jauh dari keluarganya, tetangga adalah keluarga. Mereka yang terdekat yang bisa diminta tolong.
Membangun hubungan yang baik dengan berkomunikasi. Tidak menyelasaikan masalah dengan bergunjing di belakang orangnya. Majulah lalu selesaikan dengan orang yang bersangkutan.
Memuliakan tetangga dengan tulus dan ikhlas. Hal itu akan membuat hidupmu nyaman dan tenteram.

Tidak ada komentar