[Episode 3] Drama Menjadi Mamas Gara

Kakak Zahira adalah kakak Baby Gara
23 Februari 2016

Saat aku harus tinggal di rumah bidan, Baby Gara menemani. Dia tidak mau jauh dariku.

[Episode 2] Drama Persalinan Kedua

Ternyata drama berlanjut. Setelah kehamilan memasuki usia 35 minggu, aku diminta diet agar nantinya persalinan bisa normal. Di 35 minggu bayi sudah 2,8 kilogram.

Aku kembali kepikiran.
"Kalau berat bayinya 4 kilo ya keluarnya lewat jendela ya bu."

Cesar. Operasi. Bius yang menakutkan. Haduh. Haduh.

Harus ada rencana cadangan kalau mau lahiran normal. Kalau dokter sudah bilang begitu pasti ujung-ujungnya cesar juga. Harus coba datang ke bidan yang direkomendasikan tetangga nih. Dia bilang bidan itu sabar. Dia aja yang air ketubannya sudah kering masih bisa normal. Ditambah asisten bidannya katanya telaten. Baiklah, harus dicoba sebagai kemungkinan kedua.

Memasuki 36 minggu, aku coba cek ke bidan. Langsung sreg karena asisten bidannya pintar dan meyakinkan.

"Ibu gak papa lho berhubungan. Biar dedeknya bisa cari jalan lahirnya. Memancing kontraksi," katanya melihat kondisiku yang sudah masuk 37 minggu dengan berat bayi yang sepertinya melebihi tiga kilogram.

23 Februari pagi aku merasa seperti air ketubannya pecah. Aku meminta suami menemaniku cek bidan sebelum dia berangkat kantor. Baby Gara juga ikutan. Aku pikir belum ada bukaan karena aku belum merasakan kontrakasi.

Sampai di bidan ternyata sudah bukaan tiga dan diminta tinggal aja. Biar suami yang mengurus semua. Aku bingung karena ketuban memang belum pecah.

Yang perlu diingat ternyata, jangan mau diinfus dan disuntik perangsang kalau masih bukaan tiga dan ketuban belum pecah. Penantianmu akan jadi panjang dan penuh drama sepertiku.

Dari yang santai, tidak teriak-teriak sampai yang setengah mati harus menahan untuk tidak mengejan.

Perkiraan lahir sore ternyata belum, disuntik perangsang lagi. Sudah bukaan delapan vagina belum juga mau membuka dan menipis. Disuntik penipis vagina dua kali. Suntikan itu biasa saja tetapi harus miring kiri dan diminta untuk tidak mengejan saat rasanya ingin berak itu penyiksaan.

Waktu serasa melambat. Dari jam setengah delapan pagi hingga akhirnya bidan memperbolehkan aku mengejan dan merasakan bayi keluar di jam setengah delapan malam itu namanya perjuangan. Aku tahu ibu-ibu diluar sana punya ceritanya masing-masing.

Namun di persalinan yang kedua ini, aku merasa hampir menyerah. Aku sudah memohon pada suami untuk memindahkan aku ke rumah sakit dan dicesar. Alhamdulillah bidanku tetap mau menunggu. Normal dan keluar tangan duluan ya Baby Geni Alden Fadillah. Api semangat yang bijaksana dan mulia. Sungguh tak mengira ibu akhirnya bisa berjuang hingga akhir.
Tangisanmu adalah semangatku
Semangat saat dimasukkan selang oksigen, semangat saat harus menahan kantuk, dan semangat karena proses jahitan berlangsung lama karena pendarahan yang tak kunjung henti. Untung tak perlu transfusi walaupun aku merasa pusing yang luar biasa. Dan karena bidan serta asistennya terlalu sibuk dengan jahitan dan pendarahan, mereka lupa inisiasi menyusui dini yang bisa menghambat pendarahan.

Drama lagi saat buang air kecil harus pakai kateter. Itu sakit. Luka jahitan serasa ditusuk-tusuk. Belum lagi pas setelahnya tidak merasakan hasrat ingin pipis. Lupa bagaimana rasanya.

Setengah 9 malam, semua tindakan selesai. Inisiasi baru dilakukan saat aku di kamar inap. Baby Geni sungguh langsung menyusu pada puting saat pertama dirangsang. Tidak ada kebingungan. Tenang dan pas. Tidak menangis.

Malam itu sungguh jadi malam yang panjang karena lelah tidak membuatku tidur malah terjaga. 

Namun lega setelah jam setengah 4 dini hari, suami pamit mau membuka pintu buat papah dan mamahku. Lega karena bala bantuan datang.

"Ya begitulah melahirkan mba. Sakit," ujar ibuku saat pagi menjemputku.

Ya bu, sakitnya memang sepadan dengan hasilnya. Geni Alden Fadillah, my second baby boy in the house. Welcome home baby Geni.

Bahagia melihat kau sudah tidur di hadapanku

[Episode 1] Drama Kehamilan Kedua

Kehamilan kedua, orang bilang jauh lebih santai.

Kehamilan kedua, orang bilang tidak neko-neko.

Kehamilan kedua, orang bilang tidak ada morning sickness.

Aku sarankan jangan percaya apa kata orang. Camkan di otakmu bahwa jangan percaya apa kata orang sebelum kamu merasakan sendiri.

Kehamilan keduaku  penuh drama. Baru selesai dengan proses sapih baby Gara di bulan April, bulan Juli ternyata sudah delapan minggu.

garis langsung berubah dua saat test pack dicelupkan

Ketika hasil positif didapat. Bukannya santai dan ngebo seperti saat hamil baby Gara, ini malah manjanya minta ampun. Apalagi kalau ayahnya libur kerja. Ya yang pusing lah, yang muntah lah, dan paling parah adalah batuk yang tak kunjung sembuh hingga delapan bulan.

Penyakit gatal seperti eksim juga aku alami sama seperti saat kehamilan baby Gara. Bedanya ini lebih gatal dan cepat sekali meluas. Sama seperti yang dulu, eksimku tidak sembuh meski sudah diobati baik obat tradisional maupun obat dokter. Ya memang bawaan bayi jadi harus sabar hingga bayi lahir. Toh saat bayi lahir akan sembuh sendiri.   

Eksim basah yang sangat gatal, tidak boleh digaruk jadi tahulah bagaimana rasanya disuruh nahan
Sering ditebak bayinya cewek membuatku stres berat selama empat bulan pertama. Apakah aku siap memiliki anak perempuan? Apakah aku bisa mendidik anak perempuanku? Apakah nantinya dia akan cukup kasih sayang dari ayahnya? Apakah dia akan jadi anak perempuan labil dan obsesif kompulsif seperti aku?



Pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Berawal dari masa bonding antara bapak dan anak yang tidak terpenuhi lalu sering melihat dan mengalami KDRT maka ruang kosong terbentuk. Aku mulai cemas dan membeli apapun untuk mengisi ruang kosong itu. 

Aku stres karena takut anak perempuanku akan seperti itu juga. Stres yang menurunkan daya tahan tubuh sehingga saat hamil kedua aku mudah sakit. Sempat diduga kena TBC karena batuk yang tak juga sembuh. Hamil kedua harus rontgen dan tes dahak untuk memastikan apakah TBC atau tidak. Alhamdulillah hasil rontgen baik dan tes dahak negatif bakteri TBC. 

Lega juga setelah lima bulan dokter kandunganku memastikan adik baby Gara berjenis kelamin laki-laki.

Drama oh drama semoga saat persalinan semua lancar.  

aku akan masih jadi yang paling cantik di tim ayah Hari

Lepaskan, lepaskan!


foto yang terselamatkan
Data foto dan video yang hilang membuat hadirnya drama di hari emak. Bagaimana tidak? Ulang tahun yang ketiga baby Gara, dirayakan untuk pertama kalinya, dan emak menghilangkan foto dan videonya.

Cowok Lagi Cowok Lagi

Di masyarakat yang serba idealis tentulah aib jika anak pertama cowok terus anak kedua cowok lagi.

"Lha cowok lagi, gak papa bisa coba lagi kok"

Kartini, Berjasakah Engkau?

Pasti sepanjang perjalananmu menuju kantor, ada pemandangan yang berbeda. Ada anak-anak yang semakin imut menggunakan kebaya encim, baju daerah, atau baju profesi.

Perayaan hari kartini, sejak dulu kamu sekolah sampe sekarang kamu mau sekolahin anak. Apakah sama?

Tanggal 20 April sore kita sudah keluar masuk salon untuk menyewa baju adat. Baju adat yang akan digunakan untuk merayakan hari Kartini. Baju-baju adat sudah ludes layaknya ayam goreng krispi. Laris manis.

Sebentar, sebentar. Siapa itu Kartini? Kenapa kita perlu merayakan? Kenapa juga harus pakai baju adat? Apa hubungannya Kartini dengan baju adat?

Diingatkan Kok Mukul? 7 Siasat Agar Anak Berhenti Memukul

Inilah yang harus dilihat saat kita merasa khilaf (picture was taken from this site)

Di masa tumbuh kembang anak, ada masa negatif dimana anak bersikap egois. Anak belum mampu memahami sudut pandang orang lain. Sehingga anak tampak ingin selalu dituruti, keras kepala, dan sulit diatur.

Memasuki usia 3 tahun. Baby Gara menjadi cepat marah dan memukul saat emak mengingatkan apa yang tidak boleh dilakukan. Hal inilah yang menjadi alasan emak membuat artikel ini. Artikel ini sekaligus pembelajaran buat emak. Artikel ini agar emak bisa menyikapi perubahan emosi baby Gara dengan lebih bijak.

Diingetin kok mukul sih? 7 siasat yang bisa kita lakukan agar anak berhenti memukul.

1. Kita sebagai orangtua harus berhenti memukul terlebih dahulu

Dari siapa anak tahu memukul? Tentu saja kita sebagai orangtuanya. Terkadang kita sebagai orangtua memukul ketika anak melakukan kesalahan. Sekali, dua kali, tiga kali. Lama-lama anak tahu bahwa jika dia ingin apa yang dia mau dituruti, dia juga akan melakukan hal yang sama. Memukul.

Baca juga: Waspada, Emak Mulai Memukul

2. Kita sebagai orangtua harus berhenti terlalu reaktif

Pada saat anak melakukan kesalahan, cermati dulu! Langsung bertindak apalagi langsung menghukum membuat anak juga melakukan hal yang sama. Kesalahan sama dengan pukulan atau kesalahan sama dengan cubitan atau kesalahan sama dengan jeweran.

Ketika kita berhenti reaktif lalu mencoba untuk mengajak anak berbicara maka dapat dipastikan anak akan mulai bisa mengalihkan reaksinya dari memukul ke berbicara.

3. Berhentilah memanggil namanya saat dia melakukan kesalahan

"Garaaa..."

Panggilan disertai lengkingan membuat anak dengan segera mengaktifkan alat pelindungnya. Dia tahu nada tinggi yang digunakan ibunya saat memanggil namanya adalah sinyal. Sinyal bahaya. Sinyal jika dia melakukan pelanggaran. Perlu kartu kuning. Tangan sudah disiapkan untuk menangkis dan memukul balik.

Jika kita orangtua ingin peperangan itu tidak terjadi lagi maka berhentilah memanggil nama anak saat dia melakukan kesalahan. Nama adalah identitas dan juga doa. Apa yang akan terjadi jika kita terus memanggil nama anak dengan teriakan waktu dia melakukan kesalahan? Tentu saja nama itu berubah menjadi alarm. Sinyal bahaya yang perlu dia waspadai.

Terus bagaimana? Ya dekati anak kita perlahan dan sentuh bahunya. Bicaralah dengan perlahan dan kepala dingin tentang apa kesalahan yang dia buat. Lakukan dialog. Buat dia tahu tentang sebab dan akibat. Bahwa setiap tindakan pastilah ada konsekuensinya. Anak harus tahu jika main api ada konsekuensi tangannya terbakar.

Ketahuilah setiap anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda. Namun di usia eksplor dari 1 hingga 6 tahun, kita tidak bisa terlalu banyak memberikan larangan. Kenapa? Mereka sedang berusaha memahami apa yang ada di sekitarnya. Pastinya menjadi konflik ketika rasa ingin tahu mereka dianggap sebagai kesalahan.

"Tuh kan, ibu bilang apa? Tanganmu berdarah karena main pisau. Kan udah ibu ingetin. Kamu sih gak mau dengerin ibu."

Oh come on mom, you're 29 years old so you have faced everything. Pastilah ibu sudah tahu kalau pisau buat mengiris dan kalau tidak hati-hati bisa mengiris tangan. Sementara aku baru dua tahun sebelas bulan, aku sedang penasaran apa-apa yang ada di kanan kiriku. Kalau pisau itu membuat tanganku berdarah, obati sajalah bu! Jangan mengomel karena aku jadi tahu apabila nantinya aku akan berurusan dengan pisau, aku pasti berhati-hati. Berhati-hati dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Deal?

4. Beri pengertian pada anak kenapa tidak boleh memukul

Pertama-tama minta maaflah pada anak karena telah memberikan contoh yang buruk. Memukul dia saat dia melakukan kesalahan dan berharap dia tidak mengulanginya. Meminta maaf karena akhirnya anak mencontoh cara memukul itu agar orang lain atau ibu ayahnya mau mengabulkan keinginan dia.

Setelah itu berilah dia alasan kenapa kita sebagai orangtuanya memukul dia saat melakukan kesalahan. Sebenarnya itu reaksi berlebihan atas rasa panik ketika tahu anak bermain pisau. Itu bukan sepenuhnya kesalahan anak. Kita berharap dengan memukul anak jadi lebih cepat tahu bahwa itu berbahaya.

Akuilah kalau kita salah telah memukul dia. Seharusnya bukan pukulan yang diberikan tetapi pelukan.

Kenapa tidak boleh memukul? Karena itu reaksi spontan yang salah dan diwariskan oleh kakek atau nenek. Warisan yang seharusnya tidak dilanjutkan lagi oleh anak-anak kita.

Kenapa tidak boleh memukul? Karena rasa sakit tidak efektif untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Rasa sakit yang berulang hanya menyisakan dendam. Setelah berkali-kali dipukul maka anak akan merasa biasa saja. Tidak ada efek jera yang diharapkan akan mengubah perilakunya.

Kenapa tidak boleh memukul? Karena tidak ada gunanya memukul selain mengawali pertengkaran dan memunculkan masalah baru.

5. Beri tahu apa guna tangan

"Tangan untuk apa Nak?"
"Buat makan ibu, buat ambil mainan. Tapi kok ibu pukul Gara pake tangan? Cubit Gara sampe sakit pake tangan. Terus jewer Gara juga pake tangan."

See, anak kita akan lebih pintar. Dia akan membalikkan apa yang sudah kita lakukan. Maka dari itu sebelun terlambat didiklah diri kita dengan cara yang benar sebelum akhirnya anak kita yang berbalik mendidik kita.

6. Bacakan buku cerita agar anak bisa mengambil kesimpulan sendiri

Kesimpulan dari apa yang terjadi jika dia memukul orang lain.

Kesimpulan akan lebih melekat jika dia temukan sendiri. Bukan karena paksaan kita. Dia akan lebih memahami. Apalagi bila kita menambah pelukan dan ciuman sebagai hadiah dia telah menemukan kesimpulan itu.

Mendidik anak dengan cinta bukan dengan pukulan tentu butuh proses. Namun tidak akan memberi hasil jika kita tidak memulai.

7. Bacalah buku tentang parenting

Baca, baca, dan baca! Jangan pernah lelah untuk belajar dan berproses.

Buku-buku parenting bisa dibaca lagi saat kita kehilangan arah

Lagi Edit Cerpen, Ini 7 Hal yang Bisa Kamu Lakukan agar Hasilnya Maksimal

Mengedit cerpen sebaiknya dilakukan saat sudah diendapkan. Agar pikiran kita lebih segar dan siap untuk 'membantai' naskah kita. Idealnya dua atau tiga hari cukup. Kita bisa menemukan sendiri waktu yang pas agar hasilnya bisa maksimal.

3 Alasan Kenapa Kamu Harus ke Salon



Tomboy, gak pernah make up, gak tertarik beli kosmetik. Terus? Apa kabar salon?

Aku memang bukan cewek yang hobi ke salon. Namun semenjak bekerja jadi guru TK, aku menyempatan diri sebulan sekali untuk ke salon. Kenapa?

baca juga : Guru TK, Jangan Hanya Sabar!

1. Merasa diperhatikan

Bekerja dengan anak-anak memerlukan emosi yang stabil. Kita harus menjaga naik turunnya emosi. Tidak boleh membawa bad mood ke lingkungan main bersama anak-anak. Kita harus selalu bersikap tenang dan ter-kontrol.

Memiliki pekerjaan yang menguras emosi tentu kita perlu penyegaran. Tentu kita sendiri yang tahu hal apa itu. Hal yang bisa menyegarkan pikiran kita. Saat kita segar maka akan maksimal ketika kembali bekerja.

Perhatian. Siapa sih yang gak suka diperhatikan? Perhatian pada penampilan kita yang kusut dan kusam tentu bukan yang diharapkan. Saat di salon kita akan ditanya, diberi saran, dan diberikan pelayanan terbaik yang ada sehingga setelah keluar dari salon kita bisa merasa diperhatikan dalam aura yang positif. Aura ter-urus. Mulai dari rambut, wajah, hingga kaki.

Salon is just sweet escape from your daily hard life. Sekedar facial atau creambath pastilah bukan sesuatu yang mahal jika setelah itu kita merasa bahagia. Bahagia untuk bisa meluangkan waktu, me time.


2. Mendapatkan kenyamanan

nyaman/nya·man/ a 1 segar; sehat: badannya berasa -- disinari matahari pagi; 2 sedap; sejuk; enak: suaranya merdu, -- didengar;
menyamankan/me·nya·man·kan/ v menjadikan nyaman; menyegarkan; menyejukkan; menyedapkan: taman yang terpelihara baik memberi pemandangan yang ~;
kenyamanan/ke·nya·man·an/ n keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan
(dari kbbi.web.id)
Kenyamanan merupakan hal yang mahal jika kita hidup dan memiliki kehidupan yang tidak sehat. Bekerja 24 jam penuh. Tidak ada libur, tidak ada cuti, bahkan untuk me time aja susah.

Tahu kasus seorang ibu di Bandung yang membunuh ketiga anaknya?  Tentu saja dari situ kita harus belajar bahwa mendapatkan kenyamanan sehari saja di 30 hari kita itu cukup ampuh untuk menghindarkan kita dari stres. Stres yang tidak kita sadari. Stres yang pelan-pelan menggerogoti. Stres yang tak lama bertransformasi menjadi kemarahan, ringan tangan, atau keinginan untuk menyakiti diri dan orang-orang di dekat kita.

Salon langganan kita tentu berbeda-beda. Ada yang suka salon dengan alunan musik ringan yang bisa membuat kita mengantuk saat sedang massage, ada juga yang suka lilin beraroma menenangkan ketika wajah sedang dimasker, atau mereka yang memilih salon sekaligus cafe sehingga setelah treatment bisa langsung menikmati red velvet dengan lelehan coklat tebal. Hmmm... You choose your favourite!

3. Merasa cantik

"Salah gak sih kalau udah punya anak pengen tampil cantik?"
"Kalau udah punya anak malah harus perhatiin penampilan biar suami gak kabur."
"Aku suka banget kumpulin lipstick. Cantik aja kalau tiap hari ganti warna."

Buat para wanita pastilah suka jika dipuji cantik, terawat dan tampak lebih muda dari umurnya *jadi inget umur.

Salon sebenarnya bukan satu-satunya pilihan jika kita ingin merasa cantik. Namun untuk yang tidak suka ribet, salon adalah solusi tercepat untuk mengubah penampilan kita. Selain perawatan kita juga bisa mempercantik diri dengan polesan make up. Make up yang tentu saja disesuaikan dengan situasi. Jika ingin ke pesta tentu berbeda dengan acara rapat formal.

Salon dipilih saat kita buru-buru dan memang harus menyerahkan pada yang profesional. Salon bisa juga menjadi pilihan saat kita ingin istirahat sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan kita sehari-hari.

Tampil cantik adalah hak setiap wanita. Janganlah meremehkan rasa ingin tampil cantik hanya karena kita bekerja di rumah, tidak kemana-mana, dan berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Tampil cantik selain menyenangkan diri sendiri juga bisa membuat orang di sekitar bahagia melihat kita bahagia. Anak atau suami pastilah tidak menolak jika kita tampil cantik dan merawat diri kita sendiri.


"Ibu cantik pake merah-merah," puji baby Gara saat aku pakai lipstick

So kapan kita ke salon?

3 Hal Unik Tentang Emak Perfeksionis

Artikel ini ditulis berdasarkan studi kasus Phalupi Apik Herowati yang baru mau tiga tahun jadi emak. Tiga tahunnya nanti tanggal 27 April 2016. Sama dengan hari lahirnya baby Gara. Ya iyalah Mak, kan baru jadi emak kalau punya anak. Hahaha...

3 Alasan Kenapa Novel Love in Edinburgh oleh Indah Hanaco Harus Dibaca

Indah Hanaco adalah penulis produktif Indonesia hingga saat ini 30 novel sudah diterbitkan. Love in Edinburgh merupakan novel Indah Hanaco yang ke 28. Novel ini merupakan satu di antara 4 novel around the world with love terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Lalu apa sih alasan yang bisa membuat kamu harus baca novel ini. Ini tiga alasan versi emak sensi yang memang sudah jadi penggemar lebaynya Indah Hanaco semenjak baca The Vanilla Heart.


Kamu Orang Baru? Ini 5 Langkah agar Hidupmu Damai


menggunjing adalah fenomena lazim di sekitar kita  (pixabay.com)
Kata Sonny Tulung:"Orang Indonesia harus belajar lebih tentang public speaking. Mengemukakan apa yang sedang dirasakan. Bukan malah ngomongin di belakang. Menggunjing yang sama sekali tidak bermanfaat."
Setelah hampir tiga tahun merantau ke Jakarta, tinggal di kontrakan dan menjadi ibu rumah tangga penuh. Aku katakan padamu, jika kau masih punya pekerjaan maka pertahankan! Pertahankan walaupun itu membuatmu bosan setengah mati.

Kenapa? Kenapa begini? Kenapa begitu?

Sebelum menjadi ibu rumah tangga penuh, aku bekerja. Selama bekerja aku membayangkan betapa menyenangkan dan bahagianya menjadi ibu rumah tangga. Bangun pagi, menjalani hari yang penuh warna, dan tidak perlu cari muka demi jabatan yang lebih baik. Begitu indah layaknya melihat pelangi selepas hujan.

Setelah menjalani, aku seperti tertabrak mobil, Mobil itu menabrak begitu pas di kepalaku. Hancur lah berkeping-keping semua bayangan itu.

Untuk sementara lupakan bagian mengurus anak-anak dan semua kerempongan apalagi dramanya. Fokus lah ke bagian bertetangga, di kontrakan yang hampir mirip perumahan eksklusif berisi 20 orang. Ada ibu rumah tangga penuh seperti aku, ada ibu-ibu bekerja dan menitipkan anak, dan ada juga ibu-ibu bekerja yang belum dikaruniai anak.

Ampuuun. Dinamika bertetangga ini mirip naik rollercoaster. Siap mental, siap untuk muntah dan yang paling utama siap kena serangan jantung.

Bilang aku lebay. Emang. Aku salah menyikapi lingkungan baruku. Langsung larut dengan kebiasaan membicarakan keburukan dan kesalahan orang lain di belakangnya. Tentu itu bukan hal yang bijak.

Kesalahan itu aku bayar dengan mahal. Aku malah terlibat dengan persaingan yang tidak sehat. Persaingan yang sebenarnya tidak perlu aku ikuti. Aku punya standarku sendiri, standarku tentu tidak bisa disamakan dengan orang lain.

Beberapa hal yang perlu diketahui, aku catat di sini agar aku bisa belajar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama saat pindah kontrakan lagi. Namanya juga kontraktor ya harus siap dengan lingkungan baru.

1. Bila kau orang baru, dengarkan dan pelajari!

Jangan jadi tetangga baru yang songong dengan SKSD. SKSD ya bukan SNSD #eh. Ya sok kenal sok dekat. Tutup mulutmu dan pasang telingamu. Ini lebih baik daripada sok tahu. 

Ketika kita sudah mulai bisa meraba medan perang seperti apa yang akan kita hadapi barulah kita buat rencana.

2. Berusahalah tidak menimpali saat tetangga bercerita tentang tetanggamu yang lain.

Sebagai orang baru, mereka juga sedang menilai. Ya menilai diri kita. Orang macam apa tetangga baru kita.

Kamu tentu tidak mau dicap sebagai penggosip hanya karena berbaik hati menimpali cerita mereka. Tahan mulutmu karena mulutmu bisa jadi harimaumu suatu saat nanti. Who knows?

3. Ketika tetangga menasihati tentang susu formula apa yang harus anakmu, obat batuk pilek apa yang yang harus dibeli, tolong balaslah dengan senyuman.

Tidak perlu nyolot dan langsung menjelaskan panjang lebar bahwa susu formula itu tidak seharusnya diberikan pada bayi. Tidak perlu menggebu-gebu membantah bahwa batuk pilek akan sembuh sendiri bila anakmu cukup istirahat. 

Senyum akan menyelamatkan kau dari debat kusir yang tak berkesudahan. Percayalah, tidak ada gunanya. Kau hanya akan kehabisan tenaga dan berakhir dengan kepala migrain.

4. Ketika kau mulai dekat dengan tetangga-tetanggamu, belajarlah ilmu komunikasi.

Ya, berkomunikasi dengan baik dan benar. Bukan bergunjing saat kau tidak punya kecocokan cara berpikir dengan salah satu dari mereka. Bicarakan dengan kepala dingin dan waktu yang pas jika memang ada hal yang begitu mengganjal pikiranmu.

Membicarakan tetangga yang bermasalah denganmu di belakangnya, tidak ada gunanya. Selain menambah dosa, kau malah tambah terlihat jelek. Jelek karena tidak menyelesaikan langsung masalahmu dengan yang bersangkutan malah memperumit masalah. Rumit karena mungkin tetangga yang kau curhati tipe pengadu domba. Tamat lah riwayatmu.

5. Muliakanlah tetanggamu maka kau akan mendapati surga di dunia.

Bagi para perantau yang jauh dari keluarganya, tetangga adalah keluarga. Mereka yang terdekat yang bisa diminta tolong.
Membangun hubungan yang baik dengan berkomunikasi. Tidak menyelasaikan masalah dengan bergunjing di belakang orangnya. Majulah lalu selesaikan dengan orang yang bersangkutan.
Memuliakan tetangga dengan tulus dan ikhlas. Hal itu akan membuat hidupmu nyaman dan tenteram.

Mengapa Aku Ingin Jadi Penulis?

Menemukan harta karun saat membaca timeline facebook. Catatan ini aku buat saat mengikuti giveaway "Momwriter's Diary" Mba Dian Kristiani. Sukses memenangkan hadiah sungguh momen yang membuat aku merasa bersalah saat kembali malas menulis.

PS: Selalu Dibaca



18 April 2015 Catatan Workshop Hypnotic Writing Viral dimentori Reza Gardino

Kosakata

Hypnosis: perlakuan memengaruhi orang lain

Trance: dalam keadaan mata terbuka
Trance: sangat konsentrasi sehingga lupa pulpen di depan kita


Ayah, 3 Hal yang Membuat Kau adalah Superheroku


Ayah, Kau Superheroku

27 April 2013, Sabtu Legi, Gian Segara Abhipraya lahir. Jam 10.17 wib di RS. Bunda Semarang. Ayah, kau ada di sana untuk melantunkan adzan di telinga kananku. Sungguh, aku dengar tetapi belum bisa mengungkapkan bahagiaku.

Aku adalah anak pertama yang kau damba. Tentu banyak hal yang berubah sejak kelahiranku. Susah senang kau nikmati.

1. Momen pertama yang membuat kau adalah superheroku, bermain bersama.

Malam itu hujan deras. Meski jas hujan melindungimu tetap saja kuyup membuat tubuhmu dingin. Kedinginan, lapar yang menyerang, hingga kantuk yang menusuk. Kau tetap tersenyum saat aku menyambutmu di depan pintu.
"Ayah keujanan? Ayo main sama Gara!"
"Bentar ya, ayah ganti lepas jas hujan dulu. Mandi dan ganti baju."

Lelah tak menghalangimu untuk langsung menemaniku bermain. Kadang aku berteriak ketika kau tak paham apa maksudku. Teriakanku tak lantas membuat kau naik pitam.

"Bermain bersama harus dinikmati. Ini waktu mahal karena hanya sebentar. Saat beranjak empat tahun pastilah Gara akan lebih suka main sama teman-teman."

menemaniku bermain meski lelah

2. Momen kedua yang membuat kau adalah superheroku, bahumu selalu membuatku nyaman

Menemani ibu bekerja hari ini membuatku marah. Aku tidak suka bila waktu bersama kita bertiga jadi berkurang. Ini hari sabtu, hari berkumpulnya kita. Aku rewel, tidak mau ditinggal ibu. Aku menangis kencang. Kau berusaha membujukku. Membawaku melihat pertunjukkan badut berkostum panda-panda yang imut. Tempat acara yang penuh sesak membuat aku tidak bisa melihat. Lalu kau menggendongku, meletakkanku di bahumu. Jelas ayah, aku bisa melihat panda-panda lucu itu menari dengan jelas. Aku suka. Aku senang.

sungguh kau selalu bisa membuatku senang
3. Momen kedua yang membuat kau adalah superheroku, tidak pernah ada kata 'tidak' yang ada hanya sabar menunggu

Hari sudah larut ketika aku masih ingin bermain.
"Gara harus sabar menunggu ya, besok kalau matahari sudah keluar kita main lagi."
Tidak pernah ada larangan. Kau selalu punya kata untuk membuatku menunggu. 


Ayah, terima kasih tidak sibuk main ponsel dan memilih main bersamaku
Ayah, terima kasih selalu ada waktu untukku
Meski lelah
Meski payah
Kau selalu ada dan aku yakin akan selalu ada untukku
Ayah, kau adalah superheroku
Ayah, kau adalah malaikatku