MANDEK? BACA INI DULU!


Sering kehilangan ide di tengah jalan atau rasa malas menggelayuti Anda? Sebagai seorang penulis, baik yang full time maupun freelance biasanya sering mengeluh kehilangan ide lalu malas melanjutkan tulisannya. Jika kemalasan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama maka penulis akan mandek. Diam di tempat. Tak ada kemajuan baik tanda titik atau satu kata pada tulisannya.
Wajar jika kita kehilangan semangat untuk menulis. Hidup tidak selalu menawarkan jalan yang mulus. Terkadang kita berpindah dari jalan yang lurus dan mulus menuju jalan berkelok dan penuh lubang.
Untuk itu, luangkan sejenak untuk membaca artikel ini. Semoga kemandekan anda bisa diatasi dengan cepat.
1.        Jenuh mungkin
Rutinitas yang sama selama satu minggu penuh bisa membuat kejenuhan melanda. Setelah itu mulai terserang malas. Jika itu yang anda rasakan maka berpalinglah sejenak dari aktivitas menulis anda. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas lain yang menyegarkan. Membaca, menonton film, melakukan kegiatan outbound bersama keluarga dan teman atau apa saja yang bisa membuat anda segar kembali.

2.        Menunda menunggu waktu yang tepat untuk menulis
Ada penulis yang suka jadi morning writer atau sangat lancar ketika pagi tetapi ada juga yang midnight writer atau begitu kebanjiran ide saat tengah malam. Menunda hingga waktu yang tepat mungkin bisa membantu mengatasi kemandegan asal jangan kebablasan menunda hingga tidak berkarya lho…

3.        Temui teman curhat
Terkadang kita memerlukan orang lain untuk melihat kelebihan kita. Entah itu tulus atau sekedar basa-basi busuk. Teman-teman ini berperan untuk menumpahkan segala emosi yang mengendap. Setelah mencurahkan semua kepenatan yang dirasakan tinggal menemukan semangat untuk kembali berhadapan dengan laptop dan naskah yang sedang dikerjakan.

4.        Punya tempat yang disebut ‘rumah’.
Tidak dapat dipungkiri bahwa setelah kita berhasil menyelesaikan satu artikel atau cerpen atau apapun bentuknya, kita ingin ada orang lain membaca lalu memberikan umpan balik. Syukur bisa positif.
Bagi para penulis, ‘rumah’ bisa berarti komunitas dimana kita bisa berkeluh-kesah, kita bisa datang kapanpun dan yang terpenting adalah tidak ada penghakiman yang ada colekan sayang dan rasa nyaman. Selain itu kita juga merasa dihargai, seberapapun kontribusi yang kita berikan. Kita tidak takut kalo tulisan kita dicuekin. Pasti akan ada yang komen walaupun itu satu orang (curcol kayaknya ini).
Rasa nyaman saat kembali ke ‘rumah’ itulah yang bisa dijadikan semangat untuk menulis kembali tanpa takut dihakimi ataupun tidak mendapat umpan balik.

Jadi, apa yang ditunggu? Kembalilah bergulat dengan laptop atau apapun media menulis kita. Ucapkan selamat tinggal pada kemandekan!
http://www.daeindologistics.com/ImageArtikel/Karir%20Mandeg,%20Kembangkan%20Potensi%20Diri.jpg

4 komentar