Judul : Mendua
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Gagas Media
Tahun : 2010
Halaman : 282 halaman
Baca-Selesai: 5-11
Februari 2014
Dulu, aku sering melihat karya Indah Hanaco berderet di toko buku diskon
langgananku tetapi waktu itu aku belum begitu tergugah untuk memasukkan
novel-novel hasil karyanya ke keranjang belanja. Setelah aku membaca review The
Vanilla Heart yang luar biasa menggiurkan, barulah aku mulai perburuan
koleksiku. Mengkoleksi novel-novel Indah Hanaco , penulis produktif kesukaanku.
Novel-novel Indah Hanaco adalah:
- Mendua
- Black Angel
- Jungkir balik Dunia Mel
- Loves in insa dong
- Cinta Tanpa Jeda
- The Curse of Beauty
- Love letter
- Everything for You
- Meragu
- Cinta 4 Sisi
- The Vanilla Heart
- Rainbow of You
- Beautiful Temptation
- Run to You
- Les Masques
- After Sunset (belum punya)
- Crazy Little Thing Called Love (terbit 12 Juni 2014)
Sambil menunggu 2 novel
yang belum aku punya, 15 novel Indah Hanaco akan aku buat catatannya satu per
satu. Dimulai dari Mendua.
Novel Mendua ini adalah karya perdana dari Indah Hanaco. Namun novel ini
bukan novel pertama karya Indah Hanaco yang aku baca. Aku mulai mengkoleksi tahun 2013 dan novel ini sudah sulit ditemukan. Mendua aku temukan di koleksi pribadi
seorang teman yang dijual.
Review-review tentang betapa kecewanya pembaca saat menemui blurb yang begitu menipu atau judul yang ternyata tidak sama dengan alur yang disajikan dalam novel sudah banyak aku temui sebelum akhirnya aku memutuskan untuk menulis reviewku sendiri. Review ala Phalupi Apik Herowati. Review berupa catatan-catatan ilmu yang aku dapat dari novel Mendua.
- Menjawab blurb yang katanya menipu
"Aku masih ingat ekspresi 'Jupe' waktu memperkenalkan diri. Aku bukan psikolog, tetapi aku merasa ada kepuasan pada dirinya waktu mendapati Matthew menjadi bisu." (halaman 142)
Setiap kali aku berusaha menatap langsung ke matamu, berusaha membaca isi hatimu, kau malah menjauh dariku. Berpaling. = blurb ini menjelaskan ketika Karenina meminta penjelasan tentang siapa si 'Jupe' Matthew enggan menjelaskan.
"Aku tidak berutang penjelasan apapun padamu!" jawabannya terasa menohok (halaman 165)
Kau selalu berusaha meyakinkan, "Tak ada masalah dalam hubungan kita." Lalu kau memelukku erat, tetapi tak ada kehangatan di sana. Bahkan, aku mulai merasa tak ada lagi cinta untukku di sana, di hatimu. = blurb ini menjelaskan apa yang ada dalam benak Karenina saat bukti-bukti datang, bukti-bukti yang membuka bagaimana sebenarnya masa lalu Matthew.
"Dan kenapa aku mau mengkhianatimu? Kau membuatku marah!"
Matthew terbangun dari dunianya. Segera dia meraih jemariku.
"Maaf Sayang, maafkan aku. Aku memang kacau. Aku cuma takut kehilanganmu."
Aku menarik napas berat. Kepalaku menggeleng lemah. Tangan Matthew tak sehangat biasa.
(halaman 217)
Kau ada, sekaligus tiada.
Kenapa kita harus seperti ini, bermain-main dengan kejujuran? Atau, seperti inikah aturan main percintaan kita- kau akan terus-menerus membuatku bertanya-tanya tentang seberapa dalamnya perasaanmu kepadaku? = blurb ini menjelaskan saat Matthew tak juga memberikan penjelasan yang jujur tentang masa lalunya. Sementara Karenina terus mendapatkan 'teror' yang memberikan bukti siapa Matthew sebenarnya.
Dari reviewer itulah aku belajar bahwa saat aku mengomentari sesuatu harus didasari bukti, gak asal njeplak.
- Judul yang ternyata tidak sesuai dengan alur cerita yang disajikan
"Berikan aku kepercayaanmu, bagilah bebanmu. Kalau cuma masalah kecil begini, aku nggak akan mempersoalkannya. Tanpa masa lalu, nggak akan ada saat ini. Jangan menoleh lagi ke belakang. Kau berhutang masa depan padaku." (halaman 166)
Karenina ingin memiliki pasangan yang jujur padanya. Jika memang di masa lalu Matthew pernah berselingkuh maka Karenina ingin mendengar pengakuan itu langsung dari mulut Matthew. Dia tidak ingin setelah menikah baru tahu semua itu dan merasa terpaksa menjalani hubungan karena sudah ada anak-anak. Pembelajaran dari mendua sang ayah itulah yang menjadikan akhir cerita penuh kejutan.
Kembali lagi, membaca adalah proses yang menyenangkan. Namun ada baiknya kita mengambil sesuatu dari apa yang kita baca. Para komentator memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi kekurangan buku dan sepanjang disampaikan dengan cara yang sopan, itu akan menjadi koreksi yang berguna bagi si penulis.
Tidak ada komentar