Jangan Bilang Kasihan karena Terasa Menyakitkan!


25 Agustus 2013

Minggu pagi yang begitu cerah. Sebagai persiapan untuk perjalanan ke Jakarta, Gara pagi-pagi sudah bersiap mendapatkan pijatan rutin dari dukun bayi yang dari Gara lahir sudah merawatnya. Namun pagi itu Mbah Uti menemukan benjolan sebesar kelereng di ketiak kanan Gara.
"Ini kayak orang kecapean mba," simpul sementara Mbah Uti.
Aku belum panik karena aku berpikir jika 'sekel' itu dikompres air hangat maka akan menghilang dengan sendirinya. 
"Mba, ini tolong ditanyain ke bidan yang biasa imunisasi dedek sih. Takutnya bukan 'sekel' soalnya keras banget," saran mbah dukun bayi yang meninggalkan degup kencang di jantungku.
Setelah itu aku mulai browsing. Dan yang membuatku cukup tercengang adalah: 2 dari 1000 imunisasi
BCG akan terserang BCG-itis.
Tepat di umur 20 hari tanggal 17 Mei 2013 Gian disuntik BCG. Waktu itu aku memang sempat membatin ketika si bidan ragu-ragu dan jarum suntiknya lepas. *____*
  
27 Agustus 2013
Imuisasi DPT sekaligus aku bertanya tentang benjolan Gara ke bidan yang biasa mengimunisasi. Tak ada    jawaban yang memuaskan.
"Itu nanti sembuh sendiri kok mba," ujarnya mantap.
Aku menatapnya ragu.

30 Agustus 2013
Diantar oleh Mbah Uti, Akung, bulik Nani, bulik Tuti dan Pakde Pito; Aku dan Gara melakukan perjalanan menuju Jakarta.

28 September 2013
Atas rekomendasi tetangga, kami memeriksakan Gara ke dsa di RS. Islam Sukapura. Setelah melihat benjolan yang ada di ketiak Gara, dsa tersebut memvonis BCG-itis dan harus segera dioperasi. Dia memberikan surat rujukan ke dokter bedah anak.
Aku dan suami shock, orang tua mana yang bisa menerima dengan lapang dada anak bayi umur 5 bulan harus dioperasi tanpa jaminan bakteri BCG yang menyerang saluran limfanya bisa terangkat sempurna dengan operasi.
Untuk beberapa waktu kami harus menenangkan diri. Mencari solusi yang terbaik.
Ayah menghubungi dan berkonsultasi dengan pakde yang kebetulan juga dokter spesialis anak. Pakde menyarankan untuk minum obat TB selama 6 bulan tanpa putus. Jika tidak, memang operasi adalah pilihan keduanya.

Kami gamang. Anak umur 5 bulan harus minum obat TB karena BCG-itis. Penyakit yang disebabkan oleh salah posisi saat menyuntik yang berakibat masuknya bakteri BCG ke saluran limfa. Ketika limfa berperang melawan bakteri, munculah benjolan itu.

benjolan Gara semakin besar dan bertambah menjadi dua benjolan
Kekhawatiran kami bertambah ketika benjolan semakin membesar dan Gara selalu muntah saat minum ASI. Apapun yang masuk ke mulutnya selalu dimuntahkan. Perut kosong, badan panas, berat badan menurun dan Gara tampak begitu ringkih.

26 Oktober 2013
Kami memutuskan untuk mencari pendapat lain. Kami memeriksakan Gara ke dokter di sekitar harapan indah saja. Agar dekat dan bisa aku jangkau jika suami tidak bisa mengantarkan ke rumah sakit. Di RS. Citra Harapan, dokter menyarankan tes mantoux untuk memastikan.

30 Oktober 2013
Hasil tes mantoux positif dan Gara harus minum obat TB selama 6 bulan penuh tanpa putus. Pagi hari, sesaat setelah membuka mata, belum minum ASI, Gara harus minum obat berwarna oranye untuk membantu mematikan bakteri yang menyerang saluran limfanya.

obat yang diminum Gara tiap hari selama 6 bulan

Kami memantapkan tekad demi kesembuhan Gara. Dan di hari ke 5, benjolan atas sudah mulai memerah seperti bisul yang matang.
benjolan di hari ke 5 setelah minum obat TB
Selain itu Gara juga tidak muntah saat minum ASI dan MPASi yang harusnya di akhir 6 Bulan maju di awal 6 bulan juga sukses tanpa ada yang dimuntahkan.

6 November 2013 
Benjolan yang atas pecah dan jika kulit ditarik ada semacam lubang kosong bekas cairan yang keluar tanpa disadari saat setelah aku memandikan Gara. Aku baru sadar setelah melihat handuk yang berwarna putih keruh seperti cairan nanah.
setelah yang benjolan atas pacah dan kempes, benjolan bawah mulai memerah

1 Januari 2014
Benjolan bawah pecah tetapi lubang di kulit tidak begitu kentara karena pecah saat Gara beraktivitas. Noda seperti nanah tertinggal di bajunya.

26 April 2014
Hari terakhir Gara meminum obat. Luka yang tersisa di ketiaknya semacam keloid yang semakin hari semakin mengecil.

27 April 2014
Tepat satu tahun, dan  belum dinyatakan bebas sepenuhnya dari BCG-itis. Dokter menyarankan untuk melanjutkan pengobatan hingga 3 bulan ke depan tetapi aku dan suami sepakat untuk menyudahi obat sampai 6 bulan saja. Semoga sehat terus ya Nak....
Gara umur 1 tahun

Terima kasih untuk doa yang terucap dari saudara, sahabat dan teman. Kami berterima kasih untuk tidak mengatakan, "Kasihan ya," saat kami menceritakan kondisi Gara. Karena bagi kami, doa lebih menguatkan ketimbang rasa simpati yang terlontar dengan kata 'kasihan'. Jika nanti saudara, teman atau sahabat bertemu dengan bayi-bayi lain; kami berpesan untuk kalian melantunkan doa dan harapan bukan kata 'kasihan' karena kata itu begitu menyakitkan bila didengar saat kalian ada di posisi kami.




MANDEK? BACA INI DULU!


Sering kehilangan ide di tengah jalan atau rasa malas menggelayuti Anda? Sebagai seorang penulis, baik yang full time maupun freelance biasanya sering mengeluh kehilangan ide lalu malas melanjutkan tulisannya. Jika kemalasan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama maka penulis akan mandek. Diam di tempat. Tak ada kemajuan baik tanda titik atau satu kata pada tulisannya.
Wajar jika kita kehilangan semangat untuk menulis. Hidup tidak selalu menawarkan jalan yang mulus. Terkadang kita berpindah dari jalan yang lurus dan mulus menuju jalan berkelok dan penuh lubang.
Untuk itu, luangkan sejenak untuk membaca artikel ini. Semoga kemandekan anda bisa diatasi dengan cepat.
1.        Jenuh mungkin
Rutinitas yang sama selama satu minggu penuh bisa membuat kejenuhan melanda. Setelah itu mulai terserang malas. Jika itu yang anda rasakan maka berpalinglah sejenak dari aktivitas menulis anda. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas lain yang menyegarkan. Membaca, menonton film, melakukan kegiatan outbound bersama keluarga dan teman atau apa saja yang bisa membuat anda segar kembali.

2.        Menunda menunggu waktu yang tepat untuk menulis
Ada penulis yang suka jadi morning writer atau sangat lancar ketika pagi tetapi ada juga yang midnight writer atau begitu kebanjiran ide saat tengah malam. Menunda hingga waktu yang tepat mungkin bisa membantu mengatasi kemandegan asal jangan kebablasan menunda hingga tidak berkarya lho…

3.        Temui teman curhat
Terkadang kita memerlukan orang lain untuk melihat kelebihan kita. Entah itu tulus atau sekedar basa-basi busuk. Teman-teman ini berperan untuk menumpahkan segala emosi yang mengendap. Setelah mencurahkan semua kepenatan yang dirasakan tinggal menemukan semangat untuk kembali berhadapan dengan laptop dan naskah yang sedang dikerjakan.

4.        Punya tempat yang disebut ‘rumah’.
Tidak dapat dipungkiri bahwa setelah kita berhasil menyelesaikan satu artikel atau cerpen atau apapun bentuknya, kita ingin ada orang lain membaca lalu memberikan umpan balik. Syukur bisa positif.
Bagi para penulis, ‘rumah’ bisa berarti komunitas dimana kita bisa berkeluh-kesah, kita bisa datang kapanpun dan yang terpenting adalah tidak ada penghakiman yang ada colekan sayang dan rasa nyaman. Selain itu kita juga merasa dihargai, seberapapun kontribusi yang kita berikan. Kita tidak takut kalo tulisan kita dicuekin. Pasti akan ada yang komen walaupun itu satu orang (curcol kayaknya ini).
Rasa nyaman saat kembali ke ‘rumah’ itulah yang bisa dijadikan semangat untuk menulis kembali tanpa takut dihakimi ataupun tidak mendapat umpan balik.

Jadi, apa yang ditunggu? Kembalilah bergulat dengan laptop atau apapun media menulis kita. Ucapkan selamat tinggal pada kemandekan!
http://www.daeindologistics.com/ImageArtikel/Karir%20Mandeg,%20Kembangkan%20Potensi%20Diri.jpg

[Komentar Apik] Mendua, Kejutan Buat Karenina


Judul       :  Mendua

Penulis    :  Indah Hanaco

Penerbit   :  Gagas Media

Tahun      :   2010

Halaman  :  282 halaman


Baca-Selesai: 5-11 Februari 2014

Dulu, aku sering melihat karya Indah Hanaco berderet di toko buku diskon langgananku tetapi waktu itu aku belum begitu tergugah untuk memasukkan novel-novel hasil karyanya ke keranjang belanja. Setelah aku membaca review The Vanilla Heart yang luar biasa menggiurkan, barulah aku mulai perburuan koleksiku. Mengkoleksi novel-novel Indah Hanaco , penulis produktif kesukaanku.
            Novel-novel Indah Hanaco adalah:
  1. Mendua
  2. Black Angel
  3. Jungkir balik Dunia Mel
  4. Loves in insa dong
  5. Cinta Tanpa Jeda
  6.  The Curse of Beauty
  7. Love letter
  8. Everything for You
  9. Meragu
  10. Cinta 4 Sisi
  11. The Vanilla Heart
  12. Rainbow of  You
  13. Beautiful Temptation
  14. Run to You
  15. Les Masques 
  16. After Sunset (belum punya) 
  17. Crazy Little Thing Called Love (terbit 12 Juni 2014)
Sambil menunggu 2 novel yang belum aku punya, 15 novel Indah Hanaco akan aku buat catatannya satu per satu. Dimulai dari Mendua.
 Novel Mendua ini adalah karya perdana dari Indah Hanaco. Namun novel ini bukan novel pertama karya Indah Hanaco yang aku baca. Aku mulai mengkoleksi tahun 2013 dan novel ini sudah sulit ditemukan. Mendua aku temukan di koleksi pribadi seorang teman yang dijual. 
 Review-review tentang betapa kecewanya pembaca saat menemui blurb yang begitu menipu atau judul yang ternyata tidak sama dengan alur yang disajikan dalam novel sudah banyak aku temui sebelum akhirnya aku memutuskan untuk menulis reviewku sendiri. Review ala Phalupi Apik Herowati. Review berupa catatan-catatan ilmu yang aku dapat dari novel Mendua.
  • Menjawab blurb yang katanya menipu 
Ada apa denganmu? Sebut saja ini intuisi perempuan, tetapi aku memang merasa kau tak benar-benar jujur kepadaku.  = blurb ini menjelaskan Karenina si tokoh utama yang mulai mencurigai Matthew setelah seseorang dari masa lalu Matthew mendatangi mereka saat makan di restoran.
"Aku masih ingat ekspresi 'Jupe' waktu memperkenalkan diri. Aku bukan psikolog, tetapi aku merasa ada kepuasan pada dirinya waktu mendapati Matthew menjadi bisu." (halaman 142)

Setiap kali aku berusaha menatap langsung ke matamu, berusaha membaca isi hatimu, kau malah menjauh dariku. Berpaling.  = blurb ini menjelaskan ketika Karenina meminta penjelasan tentang siapa si 'Jupe' Matthew enggan menjelaskan.
"Aku tidak berutang penjelasan apapun padamu!" jawabannya terasa menohok (halaman 165)

Kau selalu berusaha meyakinkan, "Tak ada masalah dalam hubungan kita." Lalu kau memelukku erat, tetapi tak ada kehangatan di sana. Bahkan, aku mulai merasa tak ada lagi cinta untukku di sana, di hatimu. = blurb ini menjelaskan apa yang ada dalam benak Karenina saat bukti-bukti datang, bukti-bukti yang membuka bagaimana sebenarnya masa lalu Matthew.
"Dan kenapa aku mau mengkhianatimu? Kau membuatku marah!"
Matthew terbangun dari dunianya. Segera dia meraih jemariku.
"Maaf Sayang, maafkan aku. Aku memang kacau. Aku cuma takut kehilanganmu."
Aku menarik napas berat. Kepalaku menggeleng lemah. Tangan Matthew tak sehangat biasa.
(halaman 217)

Kau ada, sekaligus tiada.
Kenapa kita harus seperti ini, bermain-main dengan kejujuran? Atau, seperti inikah aturan main percintaan kita- kau akan terus-menerus membuatku bertanya-tanya tentang seberapa dalamnya perasaanmu kepadaku? = blurb ini menjelaskan saat Matthew tak juga memberikan penjelasan yang jujur tentang masa lalunya. Sementara Karenina terus mendapatkan 'teror' yang memberikan bukti siapa Matthew sebenarnya.

Dari reviewer itulah aku belajar bahwa saat aku mengomentari sesuatu harus didasari bukti, gak asal njeplak.


  • Judul yang ternyata tidak sesuai dengan alur cerita yang disajikan
Mendua adalah judul novel ini. Dianggap tidak sesuai isi karena ternyata Karenina tidak bisa membuktikan Matthew berselingkuh atau mendua saat sedang menjalin hubungan dengannya. Namun menurutku jika pembaca lebih jeli lagi untuk mendapatkan 'kejutan' maka akan diperoleh gambaran jika semasa kecil Karenina tahu bahwa sang ayah mendua. Karenina memutuskan untuk menyimpan rahasia itu sendiri. Setelah masalah demi masalah menghantam hubungannya dengan Matthew, Karenina belajar bahwa kejujuran adalah tonggak dari hubungan dua insan.Kejujuran tentang masa lalu masing-masing agar ke depannya tidak ada sesal.
"Berikan aku kepercayaanmu, bagilah bebanmu. Kalau cuma masalah kecil begini, aku nggak akan mempersoalkannya. Tanpa masa lalu, nggak akan ada saat ini. Jangan menoleh lagi ke belakang. Kau berhutang masa depan padaku." (halaman 166)
Karenina ingin memiliki pasangan yang jujur padanya. Jika memang di masa lalu Matthew pernah berselingkuh maka Karenina ingin mendengar pengakuan itu langsung dari mulut Matthew. Dia tidak ingin setelah menikah baru tahu semua itu dan merasa terpaksa menjalani hubungan karena sudah ada anak-anak. Pembelajaran dari mendua sang ayah itulah yang menjadikan akhir cerita penuh kejutan.

Kembali lagi, membaca adalah proses yang menyenangkan. Namun ada baiknya kita mengambil sesuatu dari apa yang kita baca. Para komentator memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi kekurangan buku dan sepanjang disampaikan dengan cara yang sopan, itu akan menjadi koreksi yang berguna bagi si penulis.