Tepat
jam dua belas malam. Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Televisi masih menyala
dengan riangnya menyiarkan siapa yang harus angkat koper dari ajang pencarian
bakat nyanyi malam itu. Aku meraba kasur, basah. Tumben sekali ya mungkin
karena terlalu nyenyak tertidur. Aku memutuskan untuk menggunakan pembalut
sekali pakai karena aku ingin tidur nyenyak. Hari ini sudah cukup melelahkan
karena menemani anak-anak didikku outbond di Salatiga.
Masih
lekat dalam ingatan, 27 April 2013 tepat jam tiga pagi semua otot perut terasa
sangat kencang. Semua posisi tidur salah. Rasanya ingin menangis karena aku
hanya ingin tidur. Aku lelah sekali. Hanya bisa tidur 10 menit mungkin kurang
dari itu. Menelpon ayah Hari sesaat setelah menemukan darah di pembalutku saat
buang air kecil.
“Adek
masih bisa siapin baju-baju buat dimasukkan ke tas. Biar kalo aunty Wise datang
tinggal berangkat aja ke rumah sakit.”
Aku
tahu ayah Hari sangat cemas. Namun aku sangat ingin tidur saat itu, otot perut
yang belakangan aku tahu sebagai kontraksi membuatku frustrasi karena aku
terjaga terus padahal aku sangat lelah. Kami bertengkar, aku menuntup telepon
dan berusaha untuk tidur. Gagal.
Semua
tepat pada waktunya, Ayah sedang dalam perjalanan di kereta menuju Semarang. Ternyata
kehamilan yang baru berumur 37 minggu yang seharusnya cek besok sore telah siap
untuk proses persalinan. Dari kereta, Ayah membuat para suster bersiap karena aku
bersama Aunty Wise sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.
Jam
setengah lima pagi kami sampai di RS. Bunda. Tempat yang biasa aku kunjungi
untuk mengecek kesehatan dan perkembangan janinku. Dokter Putri adalah dokter
kandungan yang selama ini memeriksa kesehatan dan perkembangan janinku.
Dan
betapa semua memang dirancang tepat pada waktunya karena meski ojek yang ditumpangi
Ayah ditilang tetapi Ayah bisa menemani kita berjuang.
“Pak,
bayinya berhenti dibukaan delapan. Ada dua pilihan, kita kasih pemacu atau
kalau ditunggu tidak ada pergerakan lagi kita harus lakukan operasi cesar.”
Dan
ketika suntikan pemacu itu diberikan, aku sungguh mengingatkan diriku sendiri
untuk tidak lagi berurusan dengan obat itu di lain waktu.
10.17 WIB pada tanggal 27 April 2013, Gian Segara Abhipraya lahir dengan sempurna meskipun sempat divakum karena berhenti lagi saat rambutnya sudah terlihat.
Hari ini 27 April 2014, Gian Segara Abhipraya masih dengan pipi pao yang merah merekah dan langkah-langkah kecil diselingi tawa semangat kala jatuh telah berumur satu tahun.
10.17 WIB pada tanggal 27 April 2013, Gian Segara Abhipraya lahir dengan sempurna meskipun sempat divakum karena berhenti lagi saat rambutnya sudah terlihat.
Hari ini 27 April 2014, Gian Segara Abhipraya masih dengan pipi pao yang merah merekah dan langkah-langkah kecil diselingi tawa semangat kala jatuh telah berumur satu tahun.
Satu
tahun teryata begitu cepat berlalu Nak. Semoga sehat selalu dan bahagia
mengiringi. Ibu dan Ayah selalu berharap Gian bahagia jadi anak Ibu dan Ayah.
Happy Birthday dear Gian ganteng ...
ReplyDeleteSemoga bisa bertumbuh dengan sehat dan bisa membanggakan orang tua
Sun sayang dari tantee
Makasih tante Beta, sun dari Gian ya ^___^
Deletehuwaa...selamat mbak, aku jg dulu punya kisah melahirkan yg unik, setiap ibu pasti mengalaminya ya mbak, semoga sehat selalu ya Gian
ReplyDeleteMakasih tante, ^__^
Delete